Banggar Bingung Kapan Sahkan Kenaikan Uang Muka Mobil

Reporter

Senin, 6 April 2015 12:09 WIB

Ketua Badan Anggaran DPR, Ahmadi Noor Supit. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Ahmadi Noor Supit bingung kapan dia mengesahkan usulan kenaikan tunjangan uang muka mobil pejabat. Karena itu, Ahmadi mengaku tak tahu menahu soal kenaikan itu. Menurut dia, saat mengesahkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2015 dulu, ia tak mengecek rincian kegiatan yang diajukan Kementerian Keuangan.

"Kami dulu tidak meneliti satuan kegiatan. Kami mengesahkannya secara gelondongan saja," kata dia saat dihubungi, Ahad, 5 April 2015.

Menurut Ahmad, Badan Anggaran hanya menerima usulan kegiatan yang diajukan kementerian. Rupanya salah satu anggaran yang dimasukkan dalam APBNP itu adalah Rp 158,8 miliar bagi mobil pejabat.

Menurut dia, kegiatan pengadaan mobil itu bisa diusulkan siapa saja, termasuk oleh Ketua DPR Setya Novanto atau pejabat negara lain. Biasanya usulan itu disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan ke kementerian terkait, dalam kasus ini Kementerian Keuangan.

Namun, Kementerian Keuanganlah yang seharusnya menyaring rancangan kegiatan sebelum akhirnya diajukan dan disahkan di DPR hingga diterbitkan peraturan presidennya. "Jadi ini memang kerjaannya kementerian," kata Anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres Nomor 39 Tahun 2015 tentang Pemberian Fasilitas Uang Muka bagi Pejabat Negara untuk Pembelian Kendaraan Perorangan. Jokowi menaikkan uang muka mobil pejabat dari Rp 116,6 juta pada 2010 menjadi Rp 210,8 juta pada tahun ini.

"Pertimbangan pemberian uang muka ini untuk menunjang kelancaran tugas sehari-hari para pejabat pada lembaga negara," demikian bunyi perpres itu seperti ditulis dalam situs Sekretariat Kabinet, www.setkab.go.id. Total pejabat yang menikmati uang tersebut adalah 753 orang.

INDRI MAULIDAR

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya