Begini Cara Nurul Izzah Minta Dukungan Indonesia

Reporter

Sabtu, 4 April 2015 17:54 WIB

Putri Anwar Ibrahim, Nurul Izzah. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Nurul Izzah, putri pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, bertandang ke kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada Sabtu sore, 4 April 2015. Politikus oposisi dari Partai Keadilan Rakyat ini datang bersama sejawatnya di Parlemen, Tian Chua dan saudarinya, Nurul Iman. Rencananya, mereka ke Indonesia untuk bertemu para tokoh politik, aktivis, media dan meminta dukungan kebebasan demokrasi lewat gerakan March 2 Freedom.

"Karena rakyat di Malaysia tak hanya UMNO, tetapi multikultur," kata Izzah di kantor Kontras, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu sore, 4 April 2015.

Ia menampik kalau gerakannya bersifat individual, yakni untuk membebaskan bapaknya yang lima kali menjalani penahanan.


"Ini perjuangan untuk kebabasan rakyat Malaysia," ujarnya.

Menurut dia, partai yang telah berkuasa selama setengah abad di Malaysia, United Malays National Organisation mengekang kebebasan berpendapat. Buktinya, kata dia, sejak 2013 pemerintah melakukan siasat dengan menahan 200 orang aktivis, dosen, kartunis, politikus yang dianggap menghasut massa.

"Kalau tidak dilawan, kami akan kehilangan kesempatan untuk menjadi negara adil dan menjungjung keberagaman."

Sebelumnya, pada Senin 16 Maret 2015, Nurul Izzah ditangkap polisi atas tuduhan melakukan penghasutan. Penangkapan ini terkait dengan pernyataannya di depan parlemen yang mengkritik pengadilan. Dia mempertanyakan independensi pengadilan karena menghukum penjara ayahnya.

Di kantor Kontras, ia mempertanyakan ironi penangkapannya. "Padahal saya ini menanyakannya di forum resmi di Parlemen," kata dia.

Adik Izzah, Iman, mengatakan sejak di penjara bobot badan ayahnya menyusut. Begitu pula tekanan darahnya yang meurun menjadi 87/50.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita terkait

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

1 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

7 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

12 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

31 hari lalu

Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

31 hari lalu

Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

Bambang Widjojanto menilai MK ingin sungguh-sungguh memeriksa setiap bukti dalam sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

36 hari lalu

Ketika Ganjar dan Mahfud Md Kompak Berharap MK Selamatkan Demokrasi

Mahfud Md berharap MK mengambil langkah penting untuk menyelamatkan masa depan demokrasi dan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ganjar dan Mahfud Bakal Singgung Kemunduran Demokrasi di Sidang Sengketa Pilpres

37 hari lalu

Ganjar dan Mahfud Bakal Singgung Kemunduran Demokrasi di Sidang Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi menjadwalkan pemeriksaan pendahuluan kepada Ganjar dan Mahfud, hari ini, pukul 13.00 WIB.

Baca Selengkapnya