Pengidap HIV di Pondok Sosial Surabaya Dirantai

Reporter

Selasa, 31 Maret 2015 17:58 WIB

Kaki dari Sylverio Hachiploa salah seorang pengidap HIV positif saat berada di rumah jeraminya di desa Nedwmba, Zambia, 23 Februari 2015. Petugas pelayanan rumah Jesuit menjalankan misi peningkatan kapasitas dan proyek pemberdayaan serta pemantauan bagi para pasien HIV AIDS. REUTERS/Darrin Zammit Lupi

TEMPO.CO, Surabaya- Waktu menunjukkan pukul 10.00 saat di ujung barak khusus psikotik lingkungan Pondok Sosial Surabaya, Mufidah terduduk. Daster yang dikenakan terlihat longgar membalut tubuhnya yang kurus kering. Rambutnya cepak, semakin menunjukkan keadaan Mufidah yang sedang sakit. Sebuah rantai membelenggu kakinya. "Mau pulang, aku mau pulang," kata Mufidah berulang kali kepada petugas, Selasa, 31 Maret 2015.

Suaranya lirih dan kurang jelas. Matanya nanar menatap Tempo yang mengajaknya berbincang. Ekspresinya datar. Setiap kali ditanya, Mufidah tidak langsung menjawab. Seakan dia harus lebih dulu mencerna satu per satu kata yang didengarnya. "Mau pulang, ke Sumberrejo," katanya dengan bahasa Jawa.

Tidak jauh dari Mufidah duduk, Sumiarsih terbaring lemas di lantai barak. Nyaris tidak ada gerakan yang berarti. Tempo berusaha bertanya kepada Sumiarsih. Tatapannya kosong, tapi masih bisa berkomunikasi. "Rumah di Malang," ujarnya singkat.

Dengan perlahan dan terbata-bata, Sumiarsih sempat mengatakan punya adik dan orang tua. Tapi suatu hari, dia digaruk polisi di Surabaya. Ia mengaku tidak ingat kapan dan kenapa itu terjadi. "Ditangkap polisi terus dirantai di sini," katanya.

Sama seperti Mufidah, Sumiarsih juga dirantai. Kakinya tidak bisa bergerak bebas. Tubuh Sumiarsih masih lebih berisi dibandingkan Mufidah. Bicaranya juga cukup jelas, meski pelan. Usia kedua perempuan itu mungkin tidak terpaut jauh, sekitar 25 tahun.

Menurut salah seorang pendamping, Mila, Mufidah, dan Sumiarsih divonis terjangkit HIV. Keduanya sudah sangat kurus dan tidak jauh berubah ketika pertama kali tiba di lingkungan Pondok Sosial Keputih, Surabaya. Mufidah masuk lebih dulu, sekitar dua tahun lalu. Sedangkan Sumiarsih baru datang akhir 2014.

Awalnya, para pendamping memperlakukan Mufidah dan Sumiarsih seperti penderita gangguan jiwa lainnya. Mereka pun berinteraksi dengan jarak dekat. Tapi setelah diketahui mengidap HIV, para pendamping pun menghindari untuk bersentuhan langsung. "Kalau mandi, ya, kami cuma siram air, mereka sendiri yang pakai sabun," kata Mila.

Menurut Mila, setelah divonis HIV, perlakuan yang diberikan kepada Mufidah dan Sumiarsih otomatis berubah. Mereka dirantai karena khawatir akan menulari penghuni lainnya. Sekadar diketahui, di barak psikotik perempuan yang luasnya 25 x 30 meter terdapat 450 penghuni. Karena mengalami gangguan jiwa, para penghuni itu pun berperilaku lain. Sebagian besar di antaranya bahkan tidak suka mengenakan pakaian dan buang air sembarangan.

Petugas perawat, Ulum Topan, mengaku terpaksa merantai Mufidah dan Sumiarsih lantaran kelainan tingkah laku mereka. Menurut Topan, kedua perempuan itu pernah dibiarkan berkeliaran. Tapi tiba-tiba mereka bersikap aneh. "Dia langsung ngajak penghuni lain untuk berhubungan badan. Ini kan bahaya," kata Topan.

Pernah pula Sumiarsih dirawat di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo. Saat diambil darah, Sumiarsih langsung mencabut jarum. Akibatnya, darahnya muncrat hingga mengenai pasien lain yang berada di satu ruangan.

Pihak rumah sakit akhirnya tidak bersedia merawat Mufidah dan Sumiarsih. Kalaupun perlu perawatan, harus ada yang mendampingi. Itu pun dalam hitungan hari. Biasanya Topan yang bertugas untuk itu. Berkaca dari kondisi tadi, Topan akhirnya terpaksa membawa Mufidah dan Sumiarsih. Kendati divonis positif, dokter menyatakan virus HIV di dalam diri Mufidah dan Sumiarsih belum sampai stadium lanjut.

Hingga kini, pengobatan jalan masih tetap diberikan. Sebagai antisipasi penularan, Sumiarsih dan Mufidah dirantai agar tidak berkeliaran dan mengganggu penghuni lain. Tidak adanya kamar khusus juga menjadi alasan keduanya harus dirantai.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita terkait

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

5 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Giat Revitalisasi Taman di Seluruh Kota

14 November 2023

Pemkot Surabaya Giat Revitalisasi Taman di Seluruh Kota

Wali Kota Eri Cahyadi memastikan setiap taman memiliki tiga manfaat.

Baca Selengkapnya

Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi

9 November 2023

Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, IPM Kota Pahlawan pada tahun 2022 mencapai angka 82,74. Angka ini meningkat 0,43 poin dibandingkan IPM Surabaya pada tahun 2021 yang mencapai 82,31.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Adakan Turnamen Sepak Bola Antarkelurahan dan Kecamatan

26 Oktober 2023

Semarakkan Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Adakan Turnamen Sepak Bola Antarkelurahan dan Kecamatan

Piala Dunia U-17 akan berlangsung mulai 10 November 2023, dengan laga pembuka digelar di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Surabaya Ajak Semua Daerah Bergandeng Tangan

15 Juni 2023

Wali Kota Surabaya Ajak Semua Daerah Bergandeng Tangan

Surabaya menjadi tuan rumah Forum Smart City Nasional 2023. Kesempatan untuk saling belajar dan bekerja sama mengembangkan digitalisasi.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Berikan 1.339 Beasiswa Penghafal Kitab Suci dari 6 Agama

21 Maret 2023

Pemkot Surabaya Berikan 1.339 Beasiswa Penghafal Kitab Suci dari 6 Agama

Pemerintah Kota Surabaya memberikan 1.339 beasiswa penghafal kitab suci selama satu tahun kepada pelajar dari enam keyakinan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kota Surabaya Berencana Gelar Bazar Ramadan di Tiap Kelurahan

16 Maret 2023

Pemerintah Kota Surabaya Berencana Gelar Bazar Ramadan di Tiap Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bagaimana rencana Bazar Ramadan akan digelar.

Baca Selengkapnya