TEMPO.CO, Kulonprogo - Sekitar seratus sopir angkutan pedesaan atau angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) di wilayah Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta, tidak beroperasi pada hari ini. Aksi mogok dilakukan dari pertigaan Kenteng, Kecamatan Sentolo, dan hingga Terminal Kulon Progo. Harga bahan bakar minyak (BBM) yang naik-turun menjadi salah satu alasan awak angkutan AKDP mogok. Mereka minta ada penyesuaian tarif.
"Kami minta penumpang mengerti dengan menambah ongkos meski tak seberapa," kata Ketua Koperasi Yosawa, salah satu AKDP, Suseno saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Maret 2015.
Suseno mencontohkan, sebelum harga BBM naik, ongkos penumpang pelajar Rp 3.000. Namun, setelah Pemerintah Provinsi DIY melalui Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY menurunkan tarif karena harga BBM sempat turun, ongkos pelajar jadi turun menjadi Rp 2.000. "Kami ingin ongkosnya dikembalikan seperti semula," ucapnya.
Mereka juga mengeluhkan ulah awak bus-bus angkutan antarkota antar provinsi (AKAP) yang mengambil penumpang di jalan. Padahal hasil kesepakatan, awak AKAP hanya boleh menaikkan penumpang dari terminal atau subterminal dan menurunkannya di terminal atau jalan. "Penumpang yang di jalan itu jatah untuk naik ke AKDP," ujar Suseno.
Dia pun meminta Pemerintah Kabupaten Kulon Progo membantu menertibkannya. Akibat persoalan tersebut, uang yang dibawa awak AKDP pulang ke rumah menyusut dari sebelumnya Rp 35 ribu per hari menjadi sekitar Rp 10 ribu per hari.
Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan Kulon Progo Sugiyono menuturkan persoalan tarif adalah kewenangan Pemprov DIY. Sedangkan soal permintaan penertiban awak AKAP yang menyerobot penumpang AKDP di jalanan, Sugiyono angkat tangan. "Karena enggak ada dasar hukumnya. Itu hanya kesepakatan antara mereka," kata Sugiyono, yang meminta Organda Kulon Progo menyelesaikan persoalan tersebut.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terkait
Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup
51 hari lalu
Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaKuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari
11 Januari 2024
Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.
Baca SelengkapnyaBEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia
10 Desember 2023
BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.
Baca Selengkapnya50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati
7 September 2023
Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan
17 Januari 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras
30 Desember 2022
Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.
Baca SelengkapnyaDemo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM
6 Desember 2022
Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM
Baca SelengkapnyaDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi
2 Desember 2022
Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.
Baca SelengkapnyaMulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta
1 Desember 2022
Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen
29 November 2022
Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.
Baca Selengkapnya