Bisnis Warteg: Alasan Pelayan Cantik Sasa Stop Kuliah

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 05:58 WIB

Sasa Darfika, pelayan warteg yang cantik. facebook.com

TEMPO.CO, Majalengka - Pelayan warung Tegal (warteg) berpredikat cantik di Jalan Prapatan Raya, Majalengka, Sasa Darfika, sempat kuliah di akademi kebidanan Tegal selama dua tahun. Sasa memutuskan keluar setelah ketakutan menghadapi mayat ketika praktek kuliah di rumah sakit.

Sasa, lulusan SMAN 5 Tegal, Jawa Tengah, pada 2012, memilih sekolah kebidanan atas saran kawannya yang anak bidan. Pilihan tersebut diambil Sasa setelah gagal lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri di kampus pendidikan guru di Solo dan Semarang. "Tadinya mau jadi guru bahasa Inggris atau geografi," kata Sasa, 1 Februari 2015.

Saat sekolah kebidanan dan praktek di sejumlah rumah sakit luar kota, Sasa sering ketakutan saat bagian piket malam. Apalagi ketika harus ikut mengurus pasien yang meninggal. "Waktu membawa mayat ke ambulans, takutnya bangun lagi seperti di film horor," ujar Sasa.

Tiap kali ketakutan, Sasa tak berani pulang ke tempat kos, melainkan ke rumah keluarganya. Selain itu, ia merasa tak betah bekerja sebagai bidan di rumah sakit. Akhirnya pada semester baru di awal 2014, Sasa memutuskan berhenti kuliah dan menjadi pelayan di warteg orang tuanya.

Sampai saat ini, Sasa belum memutuskan untuk kuliah lagi. Sasa lebih tertarik menjadi penjual barang di Internet.

Popularitas Sasa sebagai gadis pelayan cantik, mendongkrak penghasilan warteg orang tuanya di sisi Jalan Prapatan Raya, Majalengka, Jawa Barat. "Sebulan ini omzet naik sekitar 30 persen," kata orang tua Sasa, Darpi.

Bisnis warteg memang amat menggiurkan. Kalau tak percaya, lihat deretan rumah yang cukup megah, bahkan mewah, di Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Banyak dari rumah itu yang dimiliki oleh pengusaha warteg.

Wartawan Tempo menyambangi kampung itu beberapa waktu lalu. Rumah-rumah tersebut tampak kosong karena ditinggal pemiliknya bekerja di Jakarta sebagai pengusaha warteg. Penduduk di sekitarnya pun agak enggan rumah-rumah itu dipotret. “Kalau tahu pedagang warteg sukses di kampung, pemilik bangunan di Jakarta akan semakin menaikkan harga sewanya,” kata lelaki yang tidak mau menyebutkan namanya.

Penduduk Sidokaton yang lain, Faizin, mengatakan harga sewa bangunan untuk warteg di Jakarta saat ini mencapai Rp 25 juta-Rp 30 juta per tahun. Menurut dia, warteg mengalami masa kejayaan pada tahun 80-an sampai 90-an. Sebab, harga sewa warung dan upah karyawan saat itu masih murah.

ANWAR SISWADI | DINDA LEO LISTY

Berita terkait

8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

16 hari lalu

8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

Berikut ini beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Tegal yang bisa Anda beli. Salah satu yang cukup terkenal adalah teh poci.

Baca Selengkapnya

Polres Tegal Tangguhkan Penahanan Sopir dan Kernet Bus Terguling di Guci

24 Mei 2023

Polres Tegal Tangguhkan Penahanan Sopir dan Kernet Bus Terguling di Guci

Polisi menetapkan sopir bus dan kernetnya sebagai tersangka kelalaian mengakibatkan kecelakaan bus terguling masuk sungai di tempat wisata Guci.

Baca Selengkapnya

Cerita Kiprah Perempuan Pantura dari Balik Lensa

14 Juni 2022

Cerita Kiprah Perempuan Pantura dari Balik Lensa

Lima tokoh perempuan dipilih menjadi pemeran utama pameran foto dengan tajuk "Kiprah Perempuan Pesisir".

Baca Selengkapnya

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Buntut Konser Dangdut Kota Tegal, Kapolda Jateng: Patuhi Protokol Kesehatan

30 September 2020

Buntut Konser Dangdut Kota Tegal, Kapolda Jateng: Patuhi Protokol Kesehatan

Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengimbau masyarakat taat terhadap protokol kesehatan pasca insiden konser dangdut di Kota Tegal.

Baca Selengkapnya

Buntut Konser Dangdut, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Terancam 1 Tahun Penjara

30 September 2020

Buntut Konser Dangdut, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Terancam 1 Tahun Penjara

Kepolisian Daerah Jawa Tengah menetapkan Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Wasmad Edi Susilo menjadi tersangka karena menggelar konser dangdut.

Baca Selengkapnya

Ganjar Tegur Wali Kota Tegal yang Gelar Konser Dangdut

24 September 2020

Ganjar Tegur Wali Kota Tegal yang Gelar Konser Dangdut

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono karena menggelar konser dangdut di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Tegal Bersiap New Normal, 40 TNI-Polri akan Jaga Setiap Mal

5 Juni 2020

Tegal Bersiap New Normal, 40 TNI-Polri akan Jaga Setiap Mal

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan akan meminta bantuan TNI dan Polri untuk menerapkan protokol kesehatan di era new normal.

Baca Selengkapnya

New Normal, Satu Mal di Kota Tegal Dijaga 40 Tentara dan Polisi

4 Juni 2020

New Normal, Satu Mal di Kota Tegal Dijaga 40 Tentara dan Polisi

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan sudah mempunyai persiapan dalam menyambut era kenormalan baru (new normal ).

Baca Selengkapnya

Warga Kota Tegal Diminta Tetap Jaga Jarak, Meski PSBB Berakhir

22 Mei 2020

Warga Kota Tegal Diminta Tetap Jaga Jarak, Meski PSBB Berakhir

Masyarakat diminta menjaga Kota Tegal agar tetap menjadi zona hijau dengan mematuhi anjuran pemerintah dan protokol kesehatan.

Baca Selengkapnya