Polisi Minta Bantuan Pemda-pemda Menangkal ISIS

Reporter

Kamis, 26 Maret 2015 05:08 WIB

Personel Densus 88 Mabes Polri melakukan penggrebekan di rumah terduga teroris jaringan ISIS di Jalan Perdana Blok B No 3, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, 22 Maret 2015. Penggerebekan dilakukan berkaitan dengan penangkapan penyewa rumah bernama Aprimul Hendri, 41 tahun. ANTARA/Alinuddin

TEMPO.CO , Surabaya:Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Anas Yusuf, berharap pemerintah daerah di seluruh Jawa Timur lebih intensif mencegah warganya yang terindikasi hendak bergabung dengan kelompok radikal negara Islam ISIS. Seruan menyusul serangkaian operasi penangkapan warga oleh tim Detasemen Khusus 88, termasuk di Malang pada hari ini, Rabu 25 Maret 2015.

"Kami harap semua komponen di Jawa Timur memberikan pengertian kepada rekan-rekan kita yang ada indikasi untuk bergabung dengan ISIS," kata Anas usai rapat bersama kapolres di bawah jajarannya di Markas Polda Jawa Timur, Rabu 25 Maret 2015.

Menurut Anas, dengan bantuan pemerintahan daerah masing-masing, maka pencegahan dari wilayah masing-masing akan terbangun. Bukan cuma pemerintah, alim ulama yang tersebar diseluruh pelosok Jawa Timur juga diminta ambil peran sehingga masyarakat di daerah menjadi tidak mudah terpancing dengan adanya ajakan dari pengikut ISIS.

Anas menambahkan, apabila masyarakat di masing-masing daerah tidak terpengaruh, maka dipastikan oknum yang akan mengajak pergi ke Irak maupun Suriah, dalam rangka bergabung dengan ISIS, tidak akan berhasil. "Jadi, kami harapkan adanya kerja sama yang baik antara masyarakat di bawah dengan pemerintah kota dan kabupaten dan semua stakeholder," kata dia.

Secara terpisah, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengaku prihatin Jawa Timur termasuk daerah 'kantong' perekrutan ISIS. "Kami akan melakukan segala acara untuk mencegah perekrutan itu," katanya berjanji, Rabu 25 Maret 2015.

Langkah pertama yang akan dilakukan adalah instruksi kepada jajaran pemerintah mulai dari tingkat RT agar mengawasi setiap warganya dan segera melapor jika melihat hal-hal atau keadaan yang aneh. Hal ini, kata dia, diperlukan untuk pencegahan sedini mungkin perekrutan seseorang menjadi anggota ISIS.

Langkah kedua, menggalang dukungan para ulama maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk membantu memberikan pengertian bahayanya paham radikal. "Kami juga bekerja sama dengan media untuk menyebarluaskan paham Islam Nusantara yang menghormati setiap orang tanpa adanya kekerasan," ujar Gus Ipul, sapaan Syaifullah.

Selain itu, langkah ketiga, memberikan pengawasan ketat terhadap buku-buku pelajaran agama untuk semua siswa di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA. "Semua pihak yang mengajarkan harus mempelajari betul jangan sampai muncul penafsiran yang berbeda-beda terkait soal paham agama," ujarnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH | EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya