TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim pemantau Uni-Eropa-ASEAN, atau AMM, akan dikawal polisi selama bertugas memantau pelaksanaan perjanjian damai di Aceh.Brigadir Jenderal Ito Sumardi, Komandan Satuan Tugas Pengamanan AMM, mengatakan hal setelah makan siang bersama tim pemantau di Hotel Sultan, Banda Aceh, Minggu (14/8).Menurutnya, sebanyak 311 orang dari Mabes Polri telah disiapkan. "Kami sudah punya satuan pengamanan VIP yang waktu itu dipakai pada saat pengamanan calon presiden dan calon wapres, itu yang kami pakai," kata Ito. Menurutnya, pengamanan wajib dilakukan, karena AMM adalah undangan pemerintah Indonesia. Konsekwensinya, pemerintah Indonesia harus menyiapkan pengamanan mereka. Tugas personil tersebut, hanya mengamankan anggota atau delegasi dari AMM, baik pada saat mereka sedang berangkat, maupun di lokasi. Pengamanan akan bersifat statis, pengamanan kantor, dan pengamanan melekat semua anggota AMM. Sementara untuk pengamanan di lokasi keberadaan AMM, Polda NAD yang menyiapkan personil. Ito menyebutkan, Kapolda NAD bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan kegiatan pengamanan ini, sementara Tim Satgas Pam AMM, bertanggung jawab kepada Kapolri, dengan koordinasi Kapolda NAD. Pengamanan yang diberikan terus menerus selama AMM melaksanakan pemantauan di Aceh. Pengamanan melekat dilakukan dengan pakaian sipil. Mereka adalah polisi umum dan bukan anggota Brimob. Ito menambahkan, kalau AMM tidak menginginkan pengawalan dalam kegiatannya, sesuai dengan kesepakatan, mereka harus membuat surat pernyataan. Adi Warsidi