Sim Salabim: Begini Cara Dana Kota Semarang Rp 22 M Raib  

Reporter

Minggu, 22 Maret 2015 20:30 WIB

Papan informasi suku bunga deposito di salah satu bank di Jakarta, Rabu (4/3). Lembaga penjaminan simpanan menurunkan suku bunga yang dijamin 50 basis poin untuk simpanan rupiah menjadi sembilan persen pada bank umum. Tempo/Panca Syurkani

TEMPO.CO, SEMARANG—Pengacara pemerintah Kota Semarang, John Richard, menuding Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Semarang salah secara sistemis, sehingga menyebabkan uang kliennya yang ditabung di bank itu raib. Dia juga menolak sikap bank yang menyalahkan salah seorang karyawannya yang kini tak bekerja lagi. “BTPN melakukan kesalahan sistemis, sehingga merugikan Pemkot Semarang sebagai penyimpan dana,” ujarnya kemarin.

Dia mengaku punya bukti hilangnya uang Pemerintah Kota Semarang Semarang di BTPN. Di antaranya data rekening koran kepemilikan uang yang disimpan secara giro di BTPN Semarang senilai Rp 22,7 miliar diberikan pada November 2014. Bukti lain berupa surat dari pemerintah pada 6 November 2014 agar uang tersebut dipindah ke deposito dengan nilai Rp 22 miliar. “Tapi tahu-tahu uang itu hilang tak sesuai dengan yang ada, hanya dipecah dalam bentuk deposito dalam bentuk beberapa sertifikat Rp 3-Rp 500 juta,” ujar John.

Dia menolak sikap bank yang menyalahkan karyawannya, DAK, yang mengurus penyimpanan uang kliennya. “Bank sengaja membuat bias, padahal itu kesalahan sistem,” kata John. Kesalahan DAK merupakan kesalahan bank juga. Dia menolak alasan bank yang menyebutkan DAK telah keluar dari BTPN.

Adapun Otoritas Jasa Keuangan Jawa Tengah dan Yogyakarta menilai dana deposito senilai Rp 22 miliar yang diklaim pemerintah Kota Semarang tak pernah masuk dan tercatat dalam sistem di BTPN. "Dari hasil analisis kami tidak menemukan BTPN pernah mengeluarkan deposito sebesar Rp 22 miliar atas nama Pemkot Semarang,” kata Kepala OJK Regional 4 wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Santoso Wibowo.

Dia malah menemukan dana milik pemerintah kota di BTPN sudah dipecah dan dipindah ke bank lain. Analisis OJK mencatat BTPN menerima dana milik pemerintah kota pada 2007 dengan adanya nota kesepahaman antara BTPN dan Pemkot Semarang yang diteken wali kota saat itu.

Catatan OJK menunjukkan pemkot memiliki tiga rekening deposito dan satu rekening giro di BTPN. Pada periode 2007-2013 telah terjadi perpindahan dana milik pemkot di BTPN ke sejumlah bank lain melalui fasilitas RTGS. “Dana milik Pemkot Semarang di BTPN tersisa sebesar Rp 514 juta dalam bentuk deposito dan Rp 80 juta berupa giro. Sejak Januari 2013 sampai sekarang tidak pernah ada mutasi keuangan lagi di rekening Pemkot di BTPN," kata Santoso.

Sebelumnya, juru bicara Eny Yuliati mengatakan pihaknya menghormati dan mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan di Kepolisian Daerah Jawa Tengah. “Kami akan bekerja sama dan mendukung upaya penegak hukum untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas,” ujarnya melalui surat elektronik kepada Tempo pekan lalu.

EDI FAISOL | ANDI IBNU

Berita terkait

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 jam lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

1 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

7 hari lalu

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

Tak cuma Kapolres, Wahyu Riadi, Sales Manager PT Sampurna Sistem Indonesia, melaporkan DAU dan ES petinggi PT Kobe Boga Utama ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

16 hari lalu

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Seorang Ibu di Bogor Gugat Balik Bank BRI Setelah Dipenjara Gara-gara Tuduhan Penggelapan cek

29 hari lalu

Seorang Ibu di Bogor Gugat Balik Bank BRI Setelah Dipenjara Gara-gara Tuduhan Penggelapan cek

Seorang ibu di Bogor mengajukan gugatan terhadap dua cabang Bank BRI setelah ia dituduh menggelapkan cek dan akhirnya dipenjara.

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

43 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Kejati Papua Barat Tangkap DPO Penggelapan Dana Hibah Pengadaan Ternak di Bandara Soekarno-Hatta

45 hari lalu

Kejati Papua Barat Tangkap DPO Penggelapan Dana Hibah Pengadaan Ternak di Bandara Soekarno-Hatta

DIU masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Negeri Sorong, dalam perkara korupsi penggelapan dana hibah Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

47 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Diperiksa 13 Jam, Linda Susanti Bantah Gelapkan Uang dan Emas untuk Pimpinan KPK soal Kasus Hasbi Hasan

55 hari lalu

Diperiksa 13 Jam, Linda Susanti Bantah Gelapkan Uang dan Emas untuk Pimpinan KPK soal Kasus Hasbi Hasan

Linda membantah tuduhan Leman bahwa dia menggelapkan uang dan emas untuk pimpinan KPK agar meredam kasus Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya