TEMPO Interaktif, Jakarta:Anggota Tim Pencari Fakta Kasus Munir, Usman Hamid, menyatakan timnya menelusuri beberapa nama penumpang yang dicurigai terlibat dalam kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir. Namun menurut Usman, hingga akhir masa kerja, tim belum bisa memutuskan secara definitif penumpang yang dicurigai sebagai penumpang ke-15. "Kami belum bisa mengambil keputusan definitif soal siapa penumpang ke-15 itu?"kata Usman. Menurut Usman, tim memastikan beberapa nama yang dicurigai sebagai penumpang yang mencurigakan dan turun di Singapura. "Ini berdasarkan keterangan dari pramugari Garuda dan data dari Garuda sendiri,"ujarnya.Soal perkembangan kasus Munir, Usman berharap agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersedia membuat Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) membuka akses lebih dalam kepada Polri. Dengan tertutupnya akses, yang bisa didapat hanyalah gambaran dan menyulitkan pembuktian secara yuridis. Menurut Usman, sejak awal tim ingin menempatkan Kepala BIN sebagai subjek yang memiliki peranan dalam penyelidikan. "Karena ini menyangkut profesionalitas dan kredibilitas BIN. Semestinya kasus ini bisa mengangkat nama intelijen dan bukan merusaknya,"kata Usman.Soal nama penumpang yang dicurigai itu, Usman menolak berkomentar. Menurutnya, pengungkapan nama itu lebih baik berasal dari institusi kepolisian. "Bisa mengganggu pemeriksaan jika diungkap sebelum waktunya. Yang bersangkutan bisa lolos. Jadi, saya tidak bisa bicara lebh jauh,"katanya.Seorang Sumber Tempo menyebutkan penumpang yang dicurigai sebagai penumpang ke-15 itu Ery Bunyamin. Menurut Sumber Tempo, nama itu adalah satu dari 2 nama utama yang paling dicurigai. "Tadinya berjumlah 5 orang, tapi mengkerucut menjadi dua orang,"katanya. Ery, yang diduga ahli racun itu sudah ditangkap polisi.Thoso Priharnowo