Suasana gelap di pemukiman padat di malam hari saat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1937 di Desa Adat Tuban, Bali, 21 Maret 2015. Umat Hindu melakukan 4 pantangan yang disebut Catur Beratha Penyepian, yaitu tidak bepergian, tidak bekerja, tidak menyalakan api/lampu dan tidak menikmati hiburan selama 24 jam. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Denpasar - Daerah tujuan wisata Pulau Bali mengalami gelap gulita tanpa penerangan setitik cahaya lampu yang bersinar saat umat Hindu menunaikan ibadah Tapa Beratha Penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1937, Sabtu malam 21 Maret 2015.
Salah satu dari empat pantangan yang dilakukan umat Hindu pada hari peralihan tahun dari Tahun Saka 1936 ke 1937 itu menyangkut Amati Geni, yakni tidak menyalakan api maupun lampu penerangan listrik.
Dengan demikian suasana gelap gulita terjadi di mana-mana dan masyarakat sejak pagi hari telah mengurung diri dalam rumah masing-masing untuk melaksanakan empat pantangan. Pantangan lainnya adalah Amati Karya (tidak bekerja dan aktivitas lainnya), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu, tanpa hiburan atau bersenang-senang).
Pada malam gelap ini petugas keamanan desa adat atau pecalang dan tokoh masyarakat di masing-masing desa adat (pekraman) melakukan pemantauan keamanan.
Bali pada malam ini menjadi gelap gulita, karena seluruh penerangan listrik dipadamkan, baik di jalan maupun rumah penduduk, yang jumlahnya seluruhnya mencapai 1.090.000 pelanggan.
Sementara itu, semua hotel yang tersebar di kawasan Sanur, Kuta, Nusa Dua dan pusat-pusat kawasan wisata lainnya di Bali jauh sebelumnya telah diimbau agar sedapat mungkin tidak menyalakan listrik yang sinarnya sampai memantul ke luar.
Hampir tidak ada lampu yang menyala, hanya kegelapan dan kesunyiaan yang nyaris menjadikan Pulau Seribu Pura itu bagaikan pulau mati tanpa penghuni.
Kondisi demikian menambah kekhusukan umat Hindu melaksanakan Catur Tapa Beratha Penyepian. Semua itu, menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, pada hakekatnya merupakan tuntunan untuk mengheningkan pikiran dengan mengendalikan api nafsu indria (keserakahan).
Umat Hindu wajib mematuhinya dan umat lain diimbau dapat melakukan hal yang sama. Namun, kalau toh harus menyalakan lampu, diharapkan tidak mencolok, yakni sinarnya tidak sampai menyorot ke luar rumah.
Menurut Kepala Humas PT PLN Distribusi Bali Wayan Redika, PLN memprediksi penggunaan energi listrik berkurang hingga 50 persen. Pemakaian listrik di Bali kini beban puncaknya mencapai 850 MW. Pada Nyepi tahun lalu pemakaian listrik di sana hanya 390 MW.
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
15 hari lalu
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.
PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!
18 hari lalu
PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!
PLN telah menyiagakan 1.299 unit SPKLU yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Khusus momen mudik tahun ini, PLN juga menyiagakan petugas yang berjaga 24 jam untuk membantu para pemudik