WNI ISIS di Turki Diduga Jaringan Tulungagung

Reporter

Selasa, 17 Maret 2015 05:00 WIB

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno (tengah) bersama Kepala Bidang Dokkes, AKBP dr. Sucipto (kanan) dan Ketua Tim Identifikasi Mabes Polri, Kompol A. Fauzy menunjukkan foto pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6) di Mapolda Sulawesi Tengah, di Palu, Selasa (4/6). ANTARA/Basri Marzuki

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat teroris dari Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, mengatakan tidak semua gerakan radikal yang ada di Indonesia mau bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut dia, gerakan yang bergabung biasanya didasari keinginan membangun sebuah negara berlandaskan Islam.

Salah satu contoh bergabungnya keluarga Hidayah dalam kelompok warga negara Indonesia yang ditahan oleh otoritas Turki. "Mereka bergabung karena motif dendam terhadap negara yang dicap tidak sejalan dengan Islam," kata Taufik saat dihubungi, Senin, 16 Maret 2015.

Hidayah adalah salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 di Tulungagung pada Juli 2013. Hidayah, saat itu, diincar karena diduga terlibat dalam serangkaian terorisme di Solo dan Bali.

Menurut Taufik, Hidayah masih satu jaringan dengan Maman Abdurahman. Jaringan Maman, dia menuturkan, dekat dengan Santoso yang afiliasinya ke Poso. Pada pertengahan tahun lalu bahkan polisi menangkap Saifudin Umar alias Abu Fida yang merupakan pentolan ISIS di Indonesia.

Abu Fida yang merupakan jebolan Solo ini pernah menyembunyikan Hidayah yang lari dari Medan pada 2012. Abu Fida termasuk tokoh sentral karena bertugas menjadi pembicara dalam forum ISIS di Jawa Timur.

Taufik mengatakan pola gerakan ISIS di Indonesia menerapkan konsep hijrah. Yaitu meninggalkan segala harta benda dan mengajak keluarga untuk menjalani kehidupan di negara Islam. "Makanya banyak anak-anak dan wanita bergabung dengan ISIS," katanya.

Taufik mengatakan perbedaan ISIS dengan radikal lain adalah sistem rekrutmen yang lebih terbuka. ISIS mengibaratkan dakwah di era Madinah, di mana bisa dilakukan terang-terangan. "Makanya mereka masuk juga lewat media sosial," katanya.

Sedangkan gerakan radikal seperti Jamaah Tauhid masih bersembunyi. Mereka hanya menggaet orang yang ada di lingkaran terdekat dari komunitas. Gerakan radikal semacam Jemaah Tauhid memang mendukung ISIS tetapi mereka tidak sampai bergabung karena berbeda model gerakan.

SYAILENDRA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

38 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya