Seorang pemulung mengais sampah yang menumpuk di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu 7 Januari 2015. Lebih dari dua minggu sampah tersebut tidak diangkut oleh pihak kebersihan di pasar Induk Keramat Jati sehingga menyebabkan bau tak sedap dan ketidaknyamanan para pedagang dan pembeli. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO
TEMPO.CO,Surabaya- Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya memiliki superdepo sampah di Sutorejo dan Wonorejo. Superdepo di Sutorejo digunakan untuk memilah sampah, sedangkan di Wonorejo untuk pengkomposan. Sebagian besar sampah diangkut dari sejumlah pasar di Surabaya.
"Jadi, habis dari Sutorejo, (sampah) dari pasar dibawa ke Wonorejo," kata Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya Chalid Buhari kepada wartawan, Senin, 16 Maret 2015.
Selama dua tahun ini, Pemerintah Kota Surabaya mendapat hibah dari pemerintah Jepang. Hibah senilai Rp 3 miliar itu diberikan dalam bentuk alat berat dan sistem penyaringan.
Karena masih dalam uji coba, superdepo itu baru bisa menampung 10-15 ton sampah. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya sudah bekerja sama dengan lima pasar, yakni Wonokromo, Tambakrejo, Keputran, Mangga 2, dan Kapasan.
Sampah-sampah anorganik yang dihasilkan dari pasar ditampung di bank sampah yang disediakan di lokasi setempat. Para pemulung juga bisa langsung memungut sampah dari bank tersebut. Sedangkan sampah organik dicacah dan diangkut dengan truk ke superdepo yang juga berfungsi sebagai rumah kompos.
Kepala Bidang Sarana Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya Ipung Whisnu mengatakan sampah organik mendominasi sampah di Surabaya. Persentase sampah organik sebesar 60 persen berasal dari pasar dan rumah tangga.
Saat ini, sebanyak 1.300 ton sampah masuk ke tempat penampungan akhir setiap hari. Sebanyak 60 persen bisa diolah di rumah kompos. Dengan adanya superdepo, sampah yang masuk ke tempat penampungan akhir bisa ditekan hingga 20-30 ton.
Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi
9 November 2023
Dongkrak IPM, Pemkot Surabaya Sediakan Berbagai Layanan Literasi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, IPM Kota Pahlawan pada tahun 2022 mencapai angka 82,74. Angka ini meningkat 0,43 poin dibandingkan IPM Surabaya pada tahun 2021 yang mencapai 82,31.