TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera Abubakar Al-Habsyi menilai wajar kalau perhatian publik dan Koalisi Merah Putih, pendukung calon presiden Prabowo Subianto saat pemilihan umum presiden, ke konflik Golkar lebih besar.

Munurut Abubakar, masalah Golkar adalah masalah bangsa. Golkar merupakan aset bangsa. Hancurnya partai itu akan berimbas pada hancurnya bangsa.

Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Laksono, Yorry Raweyai, mengamini pernyataan Abubakar. Yorrys mengibaratkan Golkar seperti gadis seksi yang mendapat perhatian dari publik.

Namun perumpamaan itu dibantah Abubakar. "Gadis cantik enggak ada yang usianya 50 tahun. Golkar itu seperti janda kaya," kata Abubakar, disambut suara riuh rendah peserta diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2015.

Pekan lalu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengesahkan kepemimpinan Golkar kubu Agung Laksono sebagai pengurus yang sah. Yasonna dituding Koalisi Prabowo mengintervensi partai politik.

Namun Yorrys menampik bahwa pemerintah ikut bermain. Menurut dia, Menteri Yasonna hanya meneruskan apa yang menjadi amar putusan Mahkamah Partai Golkar, yang memenangkan Musyawarah Nasional Ancol. "Negara sudah berjalan sesuai relnya," ujarnya.

Menurut Yorrys, wajar Koalisi Merah Putih bersuara keras lantaran pemerintah mengesahkan kepengurusan pihaknya. Musababnya, Agung memang ingin membawa Golkar keluar dari Koalisi Prabowo sesuai hasil Munas Ancol. Doktrin Golkar adalah berkarya dengan pemerintahan yang sah.

MUHAMMAD MUHYIDDIN