Detik-detik Sebelum Ajal Renggut Tari Arizona, Si Janda Muda
Editor
Bobby Chandra
Sabtu, 14 Maret 2015 04:44 WIB
TEMPO.CO, Pontianak - Rabu pagi, 11 Maret 2015, mungkin menjadi hari paling mengerikan bagi Jaka Suryana. Ia menemukan Tari Arizona, keponakannya, telungkup bersimbah darah di balik kursi tamu di rumah Tari di Jalan Tani Makmur, Kota Baru, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat.
"Saya sudah curiga karena pintu rumahnya tidak tertutup, begitu juga dengan pagar. Terlebih ada darah berceceran di tangga, setelah masuk saya melihat korban dalam posisi tertelungkup," kata Jaka, saat diperiksa oleh penyelidik Kepolisian Sektor Pontianak Selatan.
Menurut Jaka, istrinya, yang juga bibi Tari, sempat mengkhawatirkan keberadaan Tari. Sebabnya, sejak Selasa malam, Tari tak juga mengangkat telepon meski berkali-kali dihubungi. Pagi itu, Jaka ingin memastikan kondisi perempuan berusia 25 tahun itu. Namun semuanya sudah terlambat.
Pemandangan yang lebih mengerikan diungkapkan lebih rinci oleh tim penyelidik polisi. Penyelidik menemukan Tari telungkup dengan kepala berlumuran darah. Mulutnya dilakban, bahkan gulungan lakban yang belum dipotong masih menempel di bagian belakang kepalanya.
Tangan pegawai negeri sipil di Pengadilan Tinggi Pontianak itu terikat ke belakang. Ia tidak mengenakan baju atasan, hanya memakai penutup dada. Jasadnya nyaris tanpa busana. Hanya ditutupi sehelai selimut tebal yang diduga milik janda beranak satu itu.
Di lokasi kejadian, penyidik Polsek Pontianak Selatan, Kalimantan Barat, menemukan bukti signifikan yang mengarah kepada kasus pembunuhan. Sebuah balok kayu berlumur darah diduga kuat menjadi senjata yang digunakan pembunuh untuk menghabisi nyawa Tari.
<!--more-->
Polisi segera menggelar pemeriksaan saksi di lokasi kejadian. Namun, Kepala Polsek Pontianak Selatan, Komisaris Dudung Setyawan, mengatakan, hasil keterangan para saksi belum dapat diandalkan. "Belum diketahui apakah ini pembunuhan karena perampokan atau motif lainnya," ujar Dudung.
Belasan jam sebelum ia ditemukan meregang nyawa, Tari Arizona sempat terekam oleh kamera pengawas (CCTV) milik kantor Pengadilan Tinggi Pontianak tengah berbincang-bincang dengan seorang pria di bawah pohon. Identitas lelaki itu hingga kini belum terungkap.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Pontianak, Komisaris Andi Yul, mengatakan, semasa hidupnya Tari kerap diantar dan dijemput oleh seorang pria. "Nanti kami ungkap ke publik jika identitasnya terang," ucap Dudung, yang mengambil alih kasus ini dari Polsek Pontianak Selatan.
Hasil otopsi terhadap jasad Tari yang diperoleh Tempo menunjukkan, sedikitnya ada lima luka akibat senjata tajam, beberapa pukulan benda tumpul, cekikan di lehar, dan memar-memar di tubuh korban. Namun, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan seksual di jasad Tari.
Lumuran darah di balok kayu yang ditemukan di bawah tangga di rumah Tari, spesifik dengan darah dan luka di kepala Tari. "Hanya senjata tajam yang belum kami temukan. Korban meninggal dengan luka akibat benda tajam dan benda tumpul," kata Komisaris Andi Yul.
Hasil pemeriksaan dokter forensik memastikan ada cekikan di tubuh Tari. Pola cekikan tampak jelas setelah proses rigor mortis pada mayat Tari. Dari pola percikan darah di lokasi penemuan mayat, dokter menduga kuat pukulan benda tumpul terjadi saat korban sudah telungkup.
<!--more-->
Polisi memperkirakan waktu kematian Tari antara Selasa, 10 Maret 2015, pukul 11.00 WIB, hingga Rabu, 12 Maret 2015, pukul 02.00 WIB dini hari. Namun, hasil penelusuran Tempo menunjukkan waktu kematian Tari pada Rabu, 11 Maret 2015 antara 01.00 hingga 02.00 WIB dini hari.
Dugaan waktu kematian itu muncul berdasarkan kesaksian Munade, tetangga korban. Sebelum korban ditemukan tewas, Munade mengaku mendengar keributan. “Ribut-ribut terjadi pukul setengah dua. Tapi saya tidak mendengar lagi, karena hari itu hujan deras,” katanya.
Lagi pula, kata Munade, ia juga enggan mengusut kehebohan tersebut karena kehidupan Tari memang akrab dengan huru hara. “Soalnya, saat menerima telepon pun ia suka ribut. Jadi kami tidak heran kalau ada keributan di rumah itu,” kata Munade, pria berusia 46 tahun.
Hingga Kamis, 12 Maret 2015, tim penyelidik Kepolisian sudah memeriksa enam saksi, mulai dari paman korban, para jiran, hingga rekan-rekan korban. Menurut Andi Yul, beberapa titik terang sudah ditemukan, tinggal menghubungkan titik-titik itu dengan alat bukti yang mendukung analisa penyidik.
Dia mengakui, ada sejumlah barang korban yang hilang, namun demikian polisi masih belum mau mengungkap motif persis pembunuhan janda cantik tersebut. “Motor jenis Mio milik korban hilang, beserta dua telepon selular korban,” kata Andi.
Meski demikian, tim anti kejahatan dan kekerasan tengah memburu seorang pria yang diketahui meninggalkan Kota Pontianak pada Kamis, 12 Maret 2015. Menurut Andi Yul, pria ini menjadi saksi mahkota di balik kematian Tari Arizona.
ASHEANTY PAHLEVI | BC