Kisah 16 WNI: Berbohong, Tergiur Gaji Rp 150 Juta di ISIS?

Reporter

Selasa, 10 Maret 2015 08:23 WIB

Beberapa pejuang berkumpul dan berdiri di atas jip tempur, saat operasi melawan ISIS. Saladin, Irak, 2 Maret 2015. Ali Mohammed/Getty Images

TEMPO.CO, Surabaya – Dua dari 16 warga Indonesia yang dinyatakan hilang di Turki, setelah sebelumnya memisahkan diri dari rombongan dan menolak kembali, diketahui berbohong kepada anggota keluarganya tentang kepergian mereka. Mereka dikhawatirkan bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS).

Satu di antara mereka adalah Salim At Tamimi, 28 tahun, warga Jalan Kalimas Hilir, Surabaya, Jawa Timur. Saidah, sang kakak, mengatakan pihak keluarga tidak tahu bahwa Salim pergi ke Turki dengan menumpang biro perjalanan Smailing Tour dari Jakarta pada 24 Februari lalu. “Sekitar dua pekan lalu, Salim hanya berkata kepada ibunya akan pergi bersama teman-temannya,” kata dia, ketika ditemui, kemarin.

Menurut Saidah, keluarga merasa heran atas hilangnya Salim. Adiknya itu disebutkan bekerja di sebuah perusahan kontraktor. Selama ini Salim dikenal aktif bermain futsal dan basket. Ia juga berbaur dalam pengajian di kampung dan menjalankan ibadah umrah dua tahun lalu.

Jusman Ary Sandy, yang juga dinyatakan hilang, terungkap berbohong ihwal kepergiannya ke Turki. Jusman, yang mengajak istri serta empat anaknya, berpamitan ke Turki dalam tur yang diadakan kantor tempatnya bekerja, yakni sebuah perusahaan pengalengan udang.

“Dia datang ke sini pada 23 Februari pagi lalu,” kata Ita, kakak Jusman, ketika ditemui di rumahnya di Jalan Mojo II, Surabaya. Adapun Jusman dan istrinya, Ulin Isnuri Soejoto, tinggal di Jalan Kedung Sroko, Surabaya. "Mereka pamit akan ke Turki bersama empat anak mereka."

Ita mengatakan anak sulung adiknya itu berusia 17 tahun, sedangkan yang paling kecil masih berusia 10 bulan. "Adik saya dikenal sebagai orang yang sabar. Kalau istrinya, Ulin, baik juga. Ia bercadar sejak sekitar dua tahun lalu," kata dia.

Satu orang lagi warga asal Surabaya yang dinyatakan hilang di Turki adalah Ustman Mustofa Mahdamy, warga Ampel Cempaka. Namun, ketua RT setempat Harun Said Umar menyatakan Ustman telah pindah dari alamat itu.

Yang ia tahu, Ustman sehari-hari berjualan buku agama dan baru saja pindah dari Surakarta, Jawa Tengah. “Ia sempat tinggal di sini selama 1,5 tahun. Itu juga sering ke luar kota, jadi yang sering di rumah istrinya," kata Harun.

Dari Surakarta, yang dinyatakan hilang di Turki antara lain Hafid Umar Babher dan Fauzi Umar. Selain berwisata, keduanya berpamitan ke Turki untuk mencari peluang bisnis baru di samping berjualan kain gorden. Hafid pergi dengan mengajak istri serta ketiga anaknya. "Mereka mencari produk-produk herbal yang mungkin bisa didatangkan ke sini," kata M. Arif, kakak Hafid dan Fauzi.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf memastikan hanya tujuh dari 16 warga tersebut yang berasal dari Surabaya. “Enam orang itu masih satu keluarga serta satu orang lainnya,” kata dia kemarin.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menduga mereka memasuki wilayah Suriah. "Kami belum bisa pastikan, tapi kemungkinan besar gabung ISIS," kata Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Inspektur Jenderal Arief Dharmawan, Ahad lalu. Menurut dia, jihad atau ikut berperang bukan satu-satunya motif seseorang bergabung dengan ISIS. Menurut kajian BNPT, faktor materi juga menjadi motif kuat seseorang bergabung dengan ISIS.

Menurut Arief, untuk pekerjaan tersebut, ISIS bisa memberikan gaji US$ 2.000-3.000 per pekan atau setara dengan Rp 25-39 juta dalam kurs saat ini. Jika dihitung-hitung, hampir tiap bulan mereka bisa mengantongi duit US$ 8.000-12.000 atau setara Rp 100-150 juta. "Iming-iming uang ini juga menarik orang-orang Australia, Belanda, dan negara Eropa lain bergabung dengan ISIS," kata Arief.


AGITA SUKMA LISTYANTI | EDWIN FAJERIAL | AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya