TEMPO.CO, Madiun - Sebelum menjalani eksekusi hukuman mati, Raheem Agbaje Salami menulis surat permohonan terakhir yang ditujukan kepada jaksa pelaksana eksekusi mati di Nusakambangan. Beberapa orang atau pihak disebutnya, tapi yang terutama adalah Angela Intan, seorang siswi kelas XII sebuah SMK di Madiun, yang disebutnya sebagai kekasih hati.

"Hal terakhir yang paling utama saya mau mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal pada kekasih hatiku yang sangat aku cintai: Angela Intan yang selama ini begitu setia mendampingi dalam suka dan duka," begitu penggalan isi suratnya yang dibuat dari dalam Penjara Madiun tertanggal 2 Maret 2015.

Raheem yang berkebangsaan Nigeria--dalam paspornya tertulis Spanyol--mendoakan Angela bisa menyelesaikan ujian nasional yang akan dihadapi tahun ini dan lulus dengan baik. Dia juga berpesan Angela yang dikenalnya lewat kunjungan sosial jemaat sebuah gereja Katolik ke penjara itu kuat menjalani cobaan.

"Terima kasih untuk segalanya, kebersamaan yang tercipta dengan baik sebagai anugerah Tuhan saya boleh mengenal dan mencintai kamu walau singkat semua memiliki makna yang sangat mendalam dalam hidupku. Kamu bisa menerima aku apa adanya," kata terpidana kasus penyelundupan lima kilogram heroin pada 1999 itu menuturkan dalam suratnya.

Angela sempat datang ke Penjara Madiun saat Raheem hendak dipindahkan ke Penjara Nusakambangan pada Rabu malam, 4 Maret 2015. Dia berharap bisa menjumpai Raheem sebelum proses pemindahan itu namun gagal. "Kok (Raheem) nggak keluar-keluar kenapa ya pak?" kata Lala, sapaan Angela, kepada satu anggota polisi yang sama-sama berdiri di depan pintu utama Penjara Madiun.

"Kalau sudah sampai Nusakambangan tolong menghubungi saya. Dia (Raheem) boleh, bapak boleh. Buat memastikan aja kalau (Raheem) sudah sampai," kata Angel penuh harap kepada personel polisi yang tergabung dalam tim pendamping Raheem menuju Nusakambangan itu.

NOFIKA DIAN NUGROHO