Jadi Merek Dagang, Perajin Batik Trusmi Protes  

Reporter

Selasa, 17 Februari 2015 03:59 WIB

Batik Cirebon. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Cirebon: Perajin batik Trusmi Cirebon keberatan dengan penggunaan nama daerah mereka pada sebuah merek dagang. Sang pemilik pun menganggap keberatan sebagai hal yang biasa.

"Nama Trusmi yang disandang sebagai merek dagang tidak sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2001 tentang merek dagang," kata Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon Rukadi Suminta.

Menurut Rukadi, kata Trusmi, yang merupakan nama daerah, tidak bisa digunakan untuk merek dagang. Semua perajin dan pengusaha batik di Trusmi pun, menurut Rukadi, tidak ada yang menggunakan nama tersebut sebagai merek dagang perseorangan.

"Kami sudah mengajukan surat ke Pemkab Cirebon," kata Rukadi. Bahkan surat tersebut sudah dilayangkan sebanyak dua kali. Namun persoalan ini tetap tidak mendapat respons dari pemerintah daerah setempat.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon Made Casta mengungkapkan jika dari perspektif budaya merek dagang merupakan presentasi dari kultur nama yang disandangnya. "Jika tidak akan terjadi reduksi (pengikisan) budaya," kata Made.

Made melihat jika Pusat Grosir Batik Trusmi belum semua berisi potensi budaya Trusmi. "Hanya 10 persen materi yang ditawarkan di sana (pusat Grosir Batik Trusmi) merupakan presentasi dari Trusmi," kata Made. Ini berarti Pusat Grosir Batik Trusmi belum seratus persen mempresentasikan Trusmi dari perspektif budaya. Padahal sebuah nama, menurut Made merupakan pertanggungjawaban moral bagi pemiliknya untuk mempresentasikan Trusmi.

Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YPJB), Komarudin Kudiya, pun menyesalkan adanya pusat bisnis yang memakai nama sebuah daerah. "Nama daerah tidak bisa dipatenkan begitu saja menjadi sebuah merek," kata Komar.

Ini sesuai dengan Pasal 5 UU RI Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek, yang menyebutkan jika suatu merek tidak bisa didaftarkan bila mengandung sejumlah unsur. Unsur tersebut di antaranya tidak memiliki daya pembeda serta telah menjadi milik umum. "Nama Trusmi telah menjadi milik umum. Sehingga tidak bisa dipatenkan seenaknya," kata Komar.

Seperti diketahui nama Trusmi dikenal sebagai daerah perajin batik di Kabupaten Cirebon. Terdiri dari Desa Trusmi Wetan dan Desa Trusmi Kulon yang terletak di Kecamatan Plered. Oleh pengusaha muda, Ibnu Riyanto, nama Trusmi dijadikan nama tokonya, yaitu Pusat Grosir Batik Trusmi. Pusat Grosir Batik Trusmi pun sempat mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha termuda dan toko terluas dari Muri.

Sementara itu Ibnu Riyanto, pemilik Pusat Grosir Batik Trusmi menanggapi santai keberatan para perajin dan pengusaha batik Trusmi. "Wajar saja, makin tinggi pohon makin kencang angin," kata Ibnu. Ibnu pun mengaku tidak khawatir karena semua proses perizinan sudah mereka tempuh.

IVANSYAH

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

8 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya