Putusan Budi Gunawan, Hakim Sarpin Dikecam di Kampungnya  

Reporter

Senin, 16 Februari 2015 14:59 WIB

Ketua hakim tunggal Sarpin Rizaldi, buka sidang perdana praperadilan Budi Gunawan, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 Februari 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sumatera Barat yang ikut dalam Gerakan Sapu mengecam putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin Rizaldi, yang memutuskan status tersangka Budi Gunawan tidak sah. Apalagi Sarpin merupakan putra daerah Sumatera Barat.

"Ini sangat memalukan. Yang mencemarkan orang kita sendiri. Putra daerah (Sumatera Barat). Kami mengecam dia," ujar aktivis perempuan Sumatera Barat, Nurhayati Kahar, dalam aksi di depan kantor gubernur Sumatera Barat, Senin, 16 Februari 2015.

Menurut Nurhayati, hukum di Indonesia telah tercemar dengan diterimanya gugatan praperadian Budi Gunawan. Ini menunjukkan buruknya hukum di negara ini.

Aksi Koalisi Masyarakat Sumatera Barat dalam Gerakan Satu Padu (Sapu) Koruptor digelar di depan kantor gubernur Sumatera Barat. Ada sekitar 150 peserta aksi yang terdiri dari akademikus, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa, dan sejumlah aktivis lainnya.

Mereka membentangkan kain putih sepanjang 150 meter, untuk dibubuhi tanda tangan bukti penolakan terhadap koruptor. Peserta juga membentangkan spanduk besar #SaveKPK dan sejumlah poster kecil yang bertuliskan, "Kemana Presiden Kita", "KPK Tak Sendiri", "Stop Angkat Koruptor Jadi Pejabat", dan "Minang Anti Korupsi".

Aktivis antikorupsi lainnya, Carles Simabura, mengatakan keputusan hakim ini akan berbahaya. Sebab, akan banyak para koruptor yang telah ditetapkan sebagai tersangka mengajukan gugatan praperadilan. "Sebagai orang Minang, kita malu dengan Sarpin. Dia layak dibuang sepanjang adat. Karena telah merusak aturan hukum," ujarnya saat berorasi.

Carles meminta Presiden Joko Widodo tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. "Jokowi harus menembang suara rakyat," ujarnya.

Koordinator Aksi Era Purnama Sari mengatakan, serangan terhadap KPK bukan hanya sebagai tindakan balasan atas penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka. Tapi juga sebagai upaya pelemahan KPK dalam melakukan pemberantasan korupsi oleh koruptor. "Kami menyatakan Indonesia darurat korupsi dan menyerukan agar seluruh masyarakat melakukan perlawanan terhadap koruptor," ujarnya.

Eka meminta hentikan kriminalisasi komisioner KPK, staf KPK, dan penggiat antikorupsi. Membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Menolak pencalonan Komjen Budi Waseso sebagai calon Kapolri, karena melakukan penangkapan sewenang-wenang terhadap komisioner KPK. "Pemilihan Kapolri harus melalui KPK, PPATK, dan uji publik," ujarnya.

ANDRI EL FARUQI

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

18 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

21 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

1 hari lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 hari lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya