Hindari Kubu Mega, Jokowi Keluar dari Mulut Buaya Masuk...

Reporter

Senin, 16 Februari 2015 06:20 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, didampingi Presiden Joko Widodo (kanan), beri keterangan pers usai pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, 29 Januari 2015. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi sedianya ingin membatalkan pelantikan Budi Gunawan pekan lalu sepulang dari luar negeri. Namun rencana itu gagal. Jokowi malah bertemu dengan para petinggi partai koalisi pendukungnya di rumah dinas Wali Kota Surakarta atau Loji Gandrung pada Sabtu pagi, 14 Februari.

Dalam pertemuan itu, para petinggi partai yang hadir antara lain Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Ketua Umum PKPI Sutiyoso, dan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella. Hasilnya? "Kami sepakat untuk menunggu putusan praperadilan (kasus Budi Gunawan)," kata Rio saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Februari 2015.

Posisi Presiden yang terus ditekan oleh kubu Megawati dan partai pendukungnya mengundang spekulasi bahwa kemungkinan Jokowi akan banting setir atau mencari dukungan lain. Namun itu tidak mudah. Menurut pengamat hukum tata negara, Refly Harun, jika ingin tinggalkan Mega, Jokowi harus terima saat kebijakannya dipersulit pihak-pihak tertentu.

"Akan ada banyak kealotan terjadi dalam pemerintahannya," ucapnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Februari 2015. Dia menuturkan Jokowi akan menarik banyak mitra politiknya. Bahkan mungkin dari pihak oposisi diajaknya bergabung. "Ada kemungkinan dia menanggalkan segala jenis kubu Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih," ujarnya.

Menurut dia, Jokowi mampu melakukan manuver politik lebih baik saat ini. Buktinya, pertemuan-pertemuan dengan rivalnya, seperti Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, berlangsung adem ayem.

Jauh sebelumnya, pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies, J. Kristiadi, juga mengatakan Presiden Joko Widodo harus ekstra-hati-hati dalam bermanuver, termasuk dengan Prabowo Subianto.

"Jangan seperti keluar dari mulut buaya masuk ke mulut singa," kata Kristiadi saat dihubungi Tempo beberapa waktu lalu. "Politik itu bukan tempat orang berbuat baik, tapi cara bersiasat untuk kepentingan orang banyak."

DEWI SUCI RAHAYU | YOLANDA RYAN ARMINDYA

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

6 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

9 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

13 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

16 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya