TEMPO.CO, Bangkalan - Perburuan polisi terhadap orang yang diduga menembak pegiat antikorupsi Mathur Husairi belum membuahkan hasil. "Belum tertangkap," kata Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sulistiyono, Kamis, 12 Februari 2015.
Sulistiyono mengatakan terduga penembak Mathur pernah menghuni penjara karena terlibat kasus kriminal. "Ya, pelaku seorang residivis," ujar Sulistiyono tanpa merinci kejahatan yang membuat pelaku dijebloskan ke penjara.
Menurut Sulistiyono, empat terduga pelaku yang ditangkap tim Kepolisian Daerah Jawa Timur sebelumnya--salah satunya anggota DPRD Bangkalan, Kasmu--tidak teridentifikasi sebagai pelaku penembakan Mathur. "Pelaku yang kami cari ini ada kemiripan dengan sketsa pelaku yang dibuat berdasarkan keterangan korban," katanya.
Identitas pelaku penembakan ini terungkap setelah polisi menyodorkan delapan foto kepada Mathur. Aktivis itu yakin foto terakhir yang ditunjukkan kepadanya memuat gambar orang yang menembaknya. "Korban sembilan puluh persen yakin orang itu pelakunya," ucapnya.
Aktivis Mathur Husairi ditembak dua orang tak dikenal di depan rumahnya pada Selasa dinihari, 20 Januari 2015. Mathur tertembak parah pada bagian perut sehingga harus menjalani perawatan selama 18 hari di RS dr Soetomo Surabaya.
Penembakan ini diduga terkait dengan status Mathur yang menjadi saksi Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus suap dan pencucian uang dengan tersangka Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron. Namun kuasa hukum Fuad Amin, Bahtiar Pradinata, membantah tudingan aktivis di Bangkalan yang menyebut Fuad memiliki andil dalam kasus penembakan Mathur.
MUSTHOFA BISRI
Berita terkait
TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel
10 jam lalu
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri
3 hari lalu
Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.
Baca SelengkapnyaJenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga
3 hari lalu
Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.
Baca SelengkapnyaDinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang
3 hari lalu
Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Baca SelengkapnyaWarga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara
3 hari lalu
Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.
Baca SelengkapnyaPolisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul
4 hari lalu
Brigadir RA atau Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard. Dikenal rajin beribadah dan pandai bergaul.
Baca SelengkapnyaTewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado
4 hari lalu
Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menduga Brigadir RA tewas karena diduga bunuh diri. Ditemukan luka tembak di kepala.
Baca SelengkapnyaBrigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV
4 hari lalu
Keluarga almarhum Brigadir RA datang langsung dari Manado untuk mengecek TKP dan melihat CCTV. Ditemukan luka tembak di kepala korban.
Baca SelengkapnyaAda Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang
4 hari lalu
Polisi menemukan luka tembak di pelipis kanan kepala Brigadir RA yang tembus ke bagian kiri kepala, bahkan hingga ke atap mobil Alphard.
Baca SelengkapnyaSetelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya
4 hari lalu
Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.
Baca Selengkapnya