JK Ajak Muslim Indonesia Tebar Ajaran Islam Damai

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 9 Februari 2015 14:48 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2015. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Kongres Umat Islam Indonesia VI di Keraton Yogyakarta, Senin 9 Februari 2015. Hadir sejumlah anggota Kabinet Kerja, seperti Menteri Agama Lukman Saifuddin dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Acara ini juga dihadiri Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, dan Ketua MUI Din Syamsudin.

"Tidak mudah berbicara atas nama seluruh umat islam yang beragam dan berbeda pandangan. Namun, saya yakin kongres ini akan menghasilkan suatu hal yang baik," ujar Jusuf Kalla. "Indonesia harus menjadi referensi pemikiran Islam dunia yang moderat. Islam yang jalan tengah."


Menurut Kalla, Indonesia jangan melulu berbangga menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sebelum mampu memberikan contoh ajaran Islam yang damai.
"Kita selalu merasa bangga sebagai negara berpenduduk muslim terbesar. Dengan begitu konsekuensinya juga harus menjaga kebersamaan yang lebih baik dibanding di negara lain," kata Wapres.

Kalla juga mengatakan, keberadaan Islam di Indonesia selama ini sudah cukup menjadi acuan keharmonisan umat di dunia. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan umat Islam yang mampu hidup berdampingan dengan beragam umat lainnya. "Namun jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang terjadi di negara Islam lainnya seperti Afghanistan, Syiria, Tunisia, serta Nigeria," katanya.

Berbagai konflik di negara-negara Timur Tengah, menurut Kalla, selayaknya menjadi pelajaran bagi umat Islam di Indonesia untuk menyempurnakan keislaman dengan senantiasa menjunjung tinggi akhlaq yang baik dalam kehidupan. "Saya kira akhir dasar islam adalah peradaban dan akhlaq," kata Kalla yang juga masih menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia..

Tema kongres keenam ini adalah Penguatan Peran Politik, Ekonomi, dan Budaya Umat Islam untuk Indonesia. "Ini untuk evaluasi kritis ke luar dan ke dalam. Ini adalah tanda umat Islam selalu berada di garda depan, jauh sebelum kemerdekaan,",kata Ketua MUI, Din Syamsudin.

Din berharap kongres ini dapat menghasilkan suatu dokumen sejarah baru yang menegaskan umat islam selalu mendukung pemerintah yang sesuai konstitusional. " Kita juga bisa memberikan masukan dan buah pikiran di tengah situasi politik yang tidak pasti," katanya.

Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi Kongres, kata Din, tak lepas dari alasan historis. Pada Kongres kedua pada 1945, Yogyakarta juga menjadi tuan rumah dan menghasilkan keputusan Partai Masyumi menjadi partai tunggal Islam. Kongres akan berlangsung mulai 9 sampai 10 Februari 2015 di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta.

TIKA PRIMANDARI | ANTARA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

21 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

22 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

40 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya