RUU PRT 11 Tahun Terbengkalai di DPR

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 9 Februari 2015 00:59 WIB

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakir saat melakukan kunjungan kerja ke Biro Penyalur Pekerja Rumah "Bu Gito" di Cipete, Jakarta Selatan, 18 Januari 2015. Kementerian Tenaga Kerja menerbitkan aturan mengenai perlindungan terhadap pembantu rumah tangga (PRT). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Kerja Penetapan Prioritas Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Dewan Perwakilan Rakyat kembali menunda pembahasan Rancangan Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga pada tahun ini. Dengan demikian, rancangan beleid yang mengatur soal pekerja rumah tangga, penyalur pekerja, dan pengguna jasa tersebut terbengkalai selama sebelas tahun.





“Kami tak ingin membahas rancangan yang belum jelas, sementara pemerintah menyatakan peraturan ini baru siap diimplementasikan 2016,” kata Ketua Panitia Kerja Badan Legislasi sekaligus Ketua Program Legislasi, Firman Soebagyo, Minggu, 8 Februari 2015.





Rapat Panitia Kerja Prolegnas, pada Jumat pekan lalu, menetapkan hanya dua dari empat rancangan undang-undang usulan Komisi Tenaga Kerja DPR masuk target pembahasan tahun ini. Draf beleid pekerja rumah tangga, rencananya, digodok tahun depan.



Advertising
Advertising



Firman mengatakan penundaan tersebut terjadi karena keterbatasan jumlah prioritas legislasi tiap komisi. Selain itu, dia menyatakan, rancangan tersebut prematur untuk digodok.





Menurut Firman, peraturan soal perlindungan pembantu rumah tangga di dalam negeri membutuhkan pembahasan yang panjang. Adapun lembaga swadaya masyarakat, kata dia, mendesak pemerintah dan parlemen menetapkan undang-undang itu dengan isi yang rinci. Di antaranya soal gaji, tunjangan kesehatan, hak bergaul pembantu, syarat penyalur, serta hak dan kewajiban pengguna.





Lembaga pemerhati pekerja domestik, Jala PRT, menuding DPR dan pemerintah ingkar melindungi pembantu rumah tangga. Menurut Rita Anggraeni, aktivis Jala PRT, permasalahan tenaga kerja tidak bisa diatasi dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja, melainkan dengan undang-undang tersendiri. “Peraturan menteri tak mengikat secara hukum dan tak ada standar normatif ketenagakerjaan,” kata Lita.





PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

15 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya