Inilah Logo Baru Yogyakarta: Jogja Istimewa

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 5 Februari 2015 19:32 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X (tengah), berikan sambutan atas logo baru Jogja istimewa di kompleks kantor Gubernur DI. Yogyakarta, 5 Februari 2015. Logo baru Jogja, digagas oleh tim 11 yang berisi relawan, akademisi dan budayawan. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tagline baru untuk rebranding Yogyakarta akhirnya diumumkan berupa kata “istimewa” sebagai pengganti tagline lama “Never Ending Asia”. Sedangkan logo barunya berupa tulisan “jogja” dengan huruf kecil semua. Tampilan logo dan tagline menggunakan warna merah bata dengan latar belakang putih.

Pengumuman disampaikan Tim 11 yang selama ini menjembatani masyarakat dengan pemerintah DIY untuk memberikan usulan logo dan tagline baru. “Kedua warna itu menunjukkan kesan egaliter,” kata anggota Tim 11, Marzuki “Kill The DJ”, dalam pemaparan di hadapan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, sejumlah bupati, dan beberapa pejabat pemerintah DIY di gedung Pracimosono, Yogyakarta, Kamis, 5 Februari 2015.

Warna merah bata, menurut Marzuki, mewakili warna khas Keraton Yogyakarta. Warna itu merupakan simbol keistimewaan Yogyakarta yang dalam bahasa Jawa diartikan sama dengan gumregah. “Itu simbol gerakan rakyat. Jogja gumregah itu sama istimewanya. Cari kosakata Indonesia-nya enggak mudah,” kata Ketua Tim 11 Herry Zudianto.

Branding baru itu akan diluncurkan pada 7 Maret mendatang. Pilihan 7 Maret, menurut Herry, adalah usulan Sultan. Sebelumnya, peluncuran direncanakan dilakukan pada 1 Maret atau 8 Maret. “Tanggal 7 Maret mendatang peringatan jumenengan Sultan,” kata Herry.

Sultan, yang turut menentukan branding baru “Jogja Istimewa”, mengatakan branding baru itu dipilih karena kalimat yang dipakai sederhana. Tak banyak lekukan pada logonya, dan kesederhanaan itu mewakili karakter masyarakat Yogyakarta. “Enggak hanya istimewa orangnya, tapi juga daerahnya dan birokratnya,” kata Sultan.

Pengumuman branding baru itu, menurut anggota Tim 11 M. Arief Budiman, juga sekaligus untuk mengetahui pendapat publik. Yaitu apakah branding tersebut diterima publik atau tidak. “Kalau mau tahu cara melihat logo itu bagus atau tidak, taruh saja di kaus. Nanti harganya mahal dan laku tidak,” kata Arief, pengelola perusahaan desain Petak Umpet.

Sebelumnya, ahli pemasaran Hermawan Kertajaya sudah menyiapkan logo baru Yogyakarta dengan branding “New Jogja”. Menurut Hermawan, branding itu bisa menerjemahkan Sabda Tama Sultan dan kelahiran kembali Yogyakarta. Hermawan juga yang menciptakan branding Yogyakarta sebelumnya: “Jogja Never Ending Asia”. Namun logo baru itu ditolak sejumlah kalangan lewat gerakan “Jogja Darurat Logo”.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

11 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

7 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

7 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

8 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

8 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

9 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

10 hari lalu

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.

Baca Selengkapnya