Atasi Demam Berdarah, Tuban Anggarkan Rp 1,5 M  

Reporter

Senin, 26 Januari 2015 20:44 WIB

Pengasapan (fogging) oleh Juru Pengamat Jentik (Jumantik) Puskesmas mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Tuban - Pemerintah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk menangani kejadian luar biasa (KLB) penyakit demam berdarah dengue. Anggaran sebesar itu untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti di 20 kecamatan di Tuban.

Dinas Kesehatan Tuban empat hari yang lalu menetapkan Kecamatan Singgahan, satu dari 20 kecamatan, berstatus KLB setelah seorang warganya meninggal dan lebih dari 20 orang terjangkit demam berdarah selama Januari ini. (Baca berita sebelumnya: Tuban Tetapkan KLB Demam Berdarah)
Menurut juru bicara Pemerintah Kabupaten Tuban, Teguh Setyo Budi, anggaran Rp 1,5 miliar diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Namun jumlah ini bisa saja ditambah jika terjadi kondisi di luar dugaan. "Tapi untuk sementara anggarannya segitu," ujarnya, Senin, 26 Januari 2015.

Anggaran itu, kata dia, dibelanjakan untuk pembelian malathion (sejenis salep oles) 950 kilogram seharga Rp 190 juta, pembelian serbuk abate 900 kilogram Rp 90 juta, dan pengasapan Rp 220 juta. Jumlah itu sudah termasuk untuk di 20 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di seluruh Tuban. (Baca: KLB Demam Berdarah, Madiun Kerahkan Para Lurah)

Teguh menambahkan, pemerintah daerah cepat mengantisipasi mewabahnya demam berdarah karena penyebarannya sangat cepat. Tuban, kata dia, belajar pada pengalaman serupa pada 2010, saat Kecamatan Kota, Kecamatan Semanding, dan Palang juga dinyatakan mengalami KLB karena ada 17 warga meninggal dan 560 lainnya terjangkit. "Bupati punya atensi tinggi pada kasus ini," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tuban Syaiful Hadi mengatakan telah mengirim penetapan KLB ini ke 20 puskesmas. Khusus Kecamatan Singgahan, yang dinyatakan KLB, Dinas Kesehatan langsung melakukan pengasapan, penyebaran bubuk abate, dan bekerja bakti massal memberantas sarang nyamuk selama satu pekan.

Menurut Syaiful, gejala-gejala terjangkit demam berdarah harus diwaspadai karena secara awam sulit diprediksi. "Sekarang ini ada perubahan masa terjangkit hingga masa kritis dibanding dulu," katanya. (Baca pula: Jawa Timur Alami 'Peak Season' Demam Berdarah)

SUJATMIKO


Berita Terpopuler:

KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
EKSKLUSIF: Gaya Jokowi Minta Bambang KPK Dilepas
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Kegiatan Christopher dan Ali Sebelum Tabrakan
Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK
Ternyata Sistem Kemudi Air Asia QZ8501 Pernah Rusak

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

6 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

10 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

12 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

12 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

15 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

22 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

22 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

25 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya