Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan usai memenuhi panggilan Presiden Jokowi di Wisma Negera, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 23 Oktober 2014. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO,Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purnawirawan Luhut Panjaitan membantah isu bahwa Presiden Joko Widodo melakukan bersih-bersih dengan merombak pejabat, khususnya Kepala Kepolisian RI.
Menurut Luhut, Jokowi tak pernah berpikir untuk "membuang" orang-orang dari rezim pemerintah sebelumnya. "Jokowi itu sudah pusing mikirin ekonomi," kata Luhut di kantornya di Istana Negara, Rabu, 21 Januari 2014. "Ngapain buang waktu mikirin yang begitu." (Baca: Datangi Kantor Luhut, Andi Klaim Lakukan Rapat.)
Luhut juga membantah spekulasi bahwa masa pensiun Kapolri Jenderal Sutarman dipercepat lantaran molornya kasus Obor Rakyat. Tabloid tersebut pernah menyerang Jokowi secara personal saat Pemilihan Presiden 2014. "Jangan berandai-andai. Jokowi kini hanya berfokus pada tugas sebagai presiden," kata Luhut. (Baca: Bertemu JK, Ical Bantah Titip Kader ke Jokowi.)
Dalam laman Facebook-nya, presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, turut mengomentari kisruh pergantian Kapolri. SBY mengatakan mendengar sejumlah isu atau provokasi yang bisa memecah-belah bangsa. "Termasuk antara Presiden Jokowi dan saya," kata SBY. (Baca: Kenapa SBY Kumpulkan Mantan Menterinya di Cikeas?)
Menurut SBY, ada isu bahwa yang tengah dilakukan pemerintah saat ini adalah pembersihan "orang-orang SBY", baik di jajaran TNI, Polri, maupun pemerintah.
SBY mengatakan ada pula pengamat yang memandang kemelut di tubuh Polri tidak terlepas dari perseteruan antara Megawati dan SBY. Jenderal Sutarman dipersepsikan sebagai orang SBY, sedangkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan adalah anak buah Megawati. (Baca: Soal Kapolri, Jokowi Tinggalkan Tradisi Baik SBY.)
SBY mengatakan Budi Gunawan dinilai dekat dengan Megawati karena pernah menjadi ajudan Ketua Umum PDI Perjuangan itu. Tapi, "Sutarman adalah mantan ajudan Gus Dur. Bukan mantan ajudan saya," kata SBY.
Di era SBY, perjalanan karier Komjen Polisi Budi Gunawan juga dinilai relatif baik dan lancar. Budi Gunawan mengalami tiga kali promosi jabatan serta kenaikan pangkat, yakni dari brigadir jenderal ke inspektur jenderal, dan kemudian ke komisaris jenderal.
SBY menyatakan yakin Jokowi tak akan berpikir untuk melakukan pembersihan semacam itu. Kalau hal itu terjadi, "Bagaimana pula nanti jika presiden baru pengganti Pak Jokowi juga melakukan 'pembersihan' yang sama." (Baca: SBY Akan Copot Jabatan Tersangka, Jokowi Malah....)