Sejumlah keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, Tony Linaksita dan Grayson Herbert Linaksita menangis saat proses pemakaman di pemakaman Sentong Baru, Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa Timur, 8 Januari 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan hingga hari ketiga belas, Jumat, 9 Januari 2015, tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengumpulkan 160 sampel deoxirybonucleic acid (DNA) dari keluarga korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501.
Adapun data antemortem yang dikumpulkan oleh tim DVI, ujar Awi, sudah lengkap sejak Ahad malam, 4 Januari 2015. Menurut dia, sampai hari ketiga belas, total ada 41 jenazah yang sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara. Sebanyak 27 di antaranya sudah diketahui identitasnya dan langsung diserahkan kepada keluarganya masing-masing.
Sedangkan 14 jenazah sisanya masih dalam proses pendalaman rekonsiliasi. Sementara itu, dua jenazah yang tiba pada Kamis, 8 Januari 2015, hingga Jumat siang baru selesai pemeriksaan postmortem. (Baca: Dua Korban Air Asia QZ8501 Masih Terikat di Kursi)
Ketua Tim DVI Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan, dalam proses identifikasi, timnya terkendala kondisi fisik jenazah yang sudah rusak. Itu sebabnya, "Satu-satunya andalan adalah DNA sampel," kata Budiyono.
Namun, apabila DNA vertikal dari keluarga tidak ada karena sama-sama menjadi korban Air Asia, maka tim DVI akan memakai cara lain, yakni mengumpulkan baju yang dipakai korban sebelum berangkat naik pesawat. "Kami mohon kepada pihak keluarga bersabar menunggu proses identifikasi ini," katanya. (Lihat pula: 13 Hari Cari Air Asia, 48 Korban Ditemukan)
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
30 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.