Ketua Badan SAR Nsional (Basarnas) Surabaya Hernanto (kanan) menjelaskan peta pergerakan unsur SAR pada anggota di Crisis Center Air Asia di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin 29 Desember 2014. Menurut data dari Basarnas, pada hari ketiga, Selasa 30 Desember 2014 wilayah pencarian mencapai wilayah daratan dari yang sebelumnya telah melakukan pencarian di tujuh titik hilang nya pesawat Air Asia QZ 8501. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tragedi pesawat Air Asia QZ8501, bandara semakin memperketat pemberian izin terbang. Bandara Juanda, Surabaya, baru saja membatalkan sejumlah penerbangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap syarat-syarat yang diperlukan. (Baca: Hari ke-10, Tiga Jenazah Lagi Teridentifikasi)
"Tidak, bukan pelarangan atau pembekuan, hanya Perum AirNav tak mengizinkan pesawat terbang apabila belum ada pengecekan," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid pada Selasa, 6 Januari 2014, di kantornya. (Baca: Beda Alat Pencari Black Box Air Asia dan Adam Air)
Pengecekan tersebut meliputi kesesuaian izin terbang yang diberikan serta kecocokan jadwal hari dan waktu. "Begitu dicek dan clear, ya, sudah bisa terbang. Tak ada intervensi dari kami," ujarnya. (Baca: Misi Cari Air Asia, Prajurit Kece Juga Kangen Pacar)
Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub J.A. Barata menuturkan pelarangan izin dapat diberikan kepada penerbangan yang tak sesuai dengan hari yang diizinkan. "Aturannya begitu. Kalau mengubah hari, tak bisa langsung keluar izinnya," katanya. Namun, apabila perubahan jam pada hari yang sama, flight approval (FA) akan diberikan.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
30 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.