Air Asia Berani Tambah Jadwal Tanpa Izin, Kenapa?
Editor
Bobby Chandra
Jumat, 2 Januari 2015 23:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Indonesia AirAsia menambah jadwal rute penerbangan langsung Surabaya-Singapura tanpa seizin Kementerian Perhubungan. Seharusnya, jatah terbang AirAsia dari Bandara Juanda ke Bandara Changi, Singapura empat kali dalam sepekan yaitu pada Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Hanya ada satu kali penerbangan di hari-hari itu. (Baca: Rute Air Asia Surabaya ke Singapura Dibekukan)
Kenyataannya, Pesawat AirAsia QZ8501 terbang pada Ahad, 28 Desember 2014. Pesawat yang diterbangkan Kapten Irianto tersebut dijadwalkan terbang pukul 07.30 WIB, namun berubah jadwal pukul 05.20 WIB. Pada pukul 07.16 WIB, pesawat ini hilang kontak dari pantauan Aviation Traffic Controller Bandar Udara Juanda Surabaya, Sidoaro. (Baca: BMKG: Air Asia Terbang tanpa Bawa Laporan Cuaca)
Tim SAR menemukan puing, penumpang, dan kru pesawat di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kementerian menyatakan AirAsia melanggar persetujuan rute Direktur Jenderal Perhubungan Udara tertanggal 24 Oktober 2014 tentang Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014-2015. Akibatnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara membekukan sementara izin rute penerbangan AirAsia rute tersebut. (Baca: Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia)
Pembekuan berlaku sejak Jumat, 2 Januari 2014 hingga hasil evaluasi dan investigasi jatuhnya pesawat AirAsia. "Pembekuan sementara ini tertuang dalam Surat Direktur Jenderak Perhubungan Udara No. AU. 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tanggal 2 Januari 2015," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata, Jumat, 2 Januari 2014. (Baca: Tony Fernandes Tunaikan Janji ke Pramugari Air Asia)
Sebelumnya, juru bicara AirAsia Indonesia, Melinda Yasmin mengatakan perubahan jadwal keberangkatan AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura pada Ahad, 28 Desember 2014, menyesuaikan slot yang tersedia di Bandara Changi, Singapura. “Memang ada perubahan jadwal karena mengikuti pergantian perubahan dari summer to winter schedule,” ujar Melinda kepada Tempo, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
Menurut dia, perubahan jadwal ini jamak dilakukan bila terjadi perubahan frekuensi penerbangan suatu negara. Perubahan itu biasanya dipengaruhi musim. Sebelumnya, Kementerian juga pernah membekukan Aircraft Operator Certificate (AOC) maskapai Nusantara Buana Air (NBA) pasca kecelakaan pesawat CASA 212 di Bohorok, Sumatera Utara pada 2011. (Baca: Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry)
Terkait pembekuan rute itu, Corporate Secretary Air Asia Indonesia, Audrey Progastama Petriny, mengungkapkan AirAsia Indonesia bersedia mematuhi peraturan dan bekerja sama dengan Kementerian. "Kami akan kooperatif kepada regulator selama evaluasi dan investigasi berlangsung," kata dia melalui pesan pendek, Jumat, 2 Januari 2015.
PUTRI ADITYOWATI | URSULA FLORENE SONIA
Baca Berita Terpopuler
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501
Korban Air Asia QZ8501, Berjam Rolex, Berkaus Polo