Bukti AirAsia QZ8501 Lalai Ini Bikin Jonan Kesal
Editor
Yosep suprayogi koran
Jumat, 2 Januari 2015 17:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bukti log book di Bandara Juanda, Surabaya, menunjukkan bahwa AirAsia QZ8501 terlambat mengambil data cuaca pada 28 Desember lalu. Petugas AirAsia mengambil bahan informasi cuaca sekitar satu setengah jam setelah pesawat tinggal landas pukul 05.20. Padahal data cuaca semestinya sudah berada di tangan pilot satu jam menjelang keberangkatan.
Dalam dokumen surat yang diterima Tempo dari pejabat pemerintah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya melayangkan surat ihwal perkembangan cuaca saat kejadian. "Khusus pada hal 7 (tujuh) terindikasi temuan log bookdi Stasiun BMKG Juanda, Surabaya, ditemukan bahwa AirAsia baru mengambil bahan informasi cuaca pada jam 07.00 WIB sesudah terjadi lost contact QZ8501 dan bukan sebelum take off."
Data log book di Juanda pun menunjukkan bahwa petugas operasional penerbangan atau flight operation officer AirAsia baru mengambil data cuaca pada pukul 07.00. Sedangkan pesawat tipe Airbus 320 itu lepas landas dari Juanda pada pukul 05.27, dan dinyatakan hilang kontak pada pukul 06.12 WIB. Belakangan pesawat itu ditemukan di perairan Karimata. Saat ini petugas masih berupaya mengevakuasi korban dan pesawat itu (Baca:Cari-Air-Asia-Kapal-Ini-Jadi-Senjata-Ampuh-Tim-SAR)
Surat dari BMKG ini ditujukan kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, menindaklanjuti rapat terbatas pada 29 Desember lalu tentang AirAsia. Rapat ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri antara lain oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir; Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H.B. Soelistyo; Panglima TNI Jenderal Moeldoko; serta Kepala Polri Jenderal Sutarman.
Informasi itu membuat Jonan melakukan inspeksi mendadak hari ini, 2 Januari 2015, untuk menertibkan prosedur yang harus dipenuhi sebelum pesawat berangkat. Ia bahkan kesal terhadap pimpinan AirAsia di Cengkareng, Banten, yang masih berupaya mengabaikan pengambilan dokumen BMKG dan menganggap cara ini tradisional.
Jonan pun menyinggung lagi soal keterlambatan AirAsia QZ8501 mengambil data cuaca. "Kalo itu cara tradisional, mengapa Anda masih ambil laporan cuaca BMKG jam tujuh, setelah pesawat Anda terbang?" (Baca:Geger-Menteri-Jonan-Damprat-Direktur-Air-Asia)
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Djoko Mudjatmodjo tak mengetahui ihwal surat bertanggal 31 Desember 2014 dari BMKG itu. "Saya tak tahu, belum dengar," katanya kemarin. Namun, kata dia, pengambilan bahan informasi cuaca merupakan standar operasional yang tertulis dalam peraturan menteri. Keterlambatan pengambilan berakibat sanksi. "Pokoknya ada lah," katanya, menolak mengungkapkan sanksi itu.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Bambang Setiajid, membenarkan info bahwa AirAsia QZ8501 tak meminta briefing cuaca. Padahal data BMKG memperlihatkan pertumbuhan awan kumulonimbus yang luar biasa sejak pukul 02.00. "Dengan kondisi seperti itu, sarannya ya (penerbangan) ditunda," katanya.
PUTRI ADITYOWATI | SINGGIH | AGITA SUKMA L. | URSULA F. SONIA | SYAILENDRA | RIKY F
Terpopuler
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Air Asia Ketemu, Keluarga Penumpang MH370 Cemburu
Pesawat Hilang: RI Lebih Cepat Ketimbang Malaysia
Tiga Kejanggalan Musibah Air Asia