Beberapa anggota BASARNAS dan anggota TNI terlihat tengah sibuk membawa jenazah korban dari pesawat AirAsia QZ8501, Pangkalan Bun, 31 Desember 2014. Arus kuat dan cuaca buruk menghambat proses pengambilan jenazah di tengah laut. AP Photo/Achmad Ibrahim.
TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Ketua Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat, Yudi Widiana, mengapresasi kerja Badan SAR Nasional yang telah menemukan lokasi hilangnya pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501.
"Dalam waktu kurang dari tujuh hari, Basarnas sudah bisa menemukan serpihan dan lokasi pesawat itu, komunikasi mereka sangat baik dalam koordinasi di lapangan," kata Yudi, saat dihubungi, Rabu, 31 Desember 2014. "Ini juga menunjukan kinerja Basarnas di mata internasional sangat baik."
Yudi mengaku sebelumnya merasa khawatir pencarian itu terkendala selama beberapa minggu. Musababnya, kata Yudi, cuaca di perairan Laut Jawa tidak bisa diprediksi. Apalagi jika mengacu kepada Undang-Undang Nomor 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, batas maksimal pencarian dalam suatu insiden hanya tujuh hari.
"Jika lebih, maka kami harus segela memanggil dan menanyakan kenapa mereka sampai selama itu, meski ada faktor cuaca," kata Yudi. "Beruntung itu tidak terjadi dan mereka bisa membuktikan dengan sangat baik." (Baca: Cari Serpihan Air Asia, Basarnas Turunkan Penyelam )
Namun meski mengapresiasi kinerja Basarnas, Yudi mengatakan tetap akan meningkatkan kualitas kerja Basarnas ke depannya. Caranya, dengan cara menambah sumber daya manusia dan juga penambahan peralatan penyelamatan. "Akan kami usulkan itu nanti."
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak sejak pukul 06.17 WIB pada Ahad, 28 Desember 2014. Lokasi terakhir QZ8501 hilang kontak berada di sekitar Tanjungpandan, Belitung. Pesawat itu membawa 155 penumpang, dua pilot, dan lima kru.
Pencarian kurang lebih selama empat hari membuahkan hasil. Tim Basarnas menemukan serpihan pesawat itu di sekitar perairan Laut Jawa.