Sejumlah anggota Basarnas terlihat dalam ruang kemudi kapal yang melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Belitung, 29 Desember 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Kumai - Kapal Negara (KN) SAR 224 kembali berlayar menuju area V untuk misi evakuasi. Kapal membuang sauh dalam kondisi cuaca hujan ringan, namun nakhoda kapal Kapten Ahmad tetap optimistis. (Air Asia, Hercules ke Pangkalan Bun Balik ke Halim)
KN 224, kemarin, telah menyisir area V tempat serpihan pesawat dan jenazah penumpang Air Asia ditemukan. Akan tetapi, hujan deras di petang hari menjelang malam, membatasi jarak pandang sehingga Ahmad memutuskan berlabuh di Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun. (Cari Korban Air Asia, Pasukan Katak Kayak Superman)
Pelayaran KN 224 kembali ke area V hari ini dan diperkirakan membutuhkan waktu empat jam. Kapal akan tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 untuk melanjutkan evakuasi penumpang dan kru Air Asia QZ8501. Kapal bergerak dengan kecepatan maksimal rata-rata 18 knot. Kecepatan angin sendiri mencapai 10 knot.
Penemuan serpihan pesawat dan jenazah yang menjadi titik terang pencarian, meningkatkan semangat tim SAR. Setelah tiga hari pencarian tanpa hasil, tanda-tanda keberadaan Air Asia akhirnya ditemukan. Tim menyiapkan peralatan menyelam, seperti tabung gas, alat komunikasi bawah laut, dan perlengkapan keamanan, yang akan membantu mereka menelusuri laut hingga kedalaman 40 meter.(Baca:Cara Benar Evakuasi Korban Air Asia QZ 8501)
"Kalau koordinat posisi pesawat sudah jelas, tim penyelam akan segera terjun," kata Komandan Kompi BSG Charles Batlajery. Alat remote operated vehicle (ROV) alias kamera penjelajah bawah laut sudah disiagakan dan siap diturunkan bila kapal telah tiba di area V pencarian.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut kondisi korban kecelakaan pesawat capung di Jalan Sunburst, Cilenggang, Tangerang Selatan masih utuh. Kecelakaan terjadi saat hujan deras melanda wilayah ini.