Pemerintah Dinilai Lamban Atasi Banjir Bandung  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 26 Desember 2014 18:17 WIB

Relawan membawa panci bubur ayam untuk posko pengungsi di Bojongsoang, Bandung, Jabar, 25 Desember 2014. Hampir sepekan banjir luapan Sungai Citarum di Bandung Selatan memaksa lebih dari 10.000 warga di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah untuk mengungsi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Pakar hidrologi dari Institut Teknologi Bandung, Lambok P. Hutasoit, menilai pemerintah lamban dalam mengatasi persoalan banjir di Bandung selatan. Padahal, menurutnya, pemerintah telah mengetahui akar masalah banjir dari Sungai Citarum itu.

"Sudah diteliti kawan-kawan dan diserahkan kepada pemerintah, termasuk solusinya. Teorinya kita semua tahu, implementasinya tidak ada," kata dia, Jumat, 26 Desember 2014. (Baca: Pengungsi Banjir Bandung Kekurangan Terpal)

Menurut Lambok, hujan saat ini yang terhitung masih normal menguatkan masalah utama penyebab banjir Sungai Citarum yakni sedimentasi. Erosi yang terjadi di daerah hulu Sungai Citarum mempercepat pendangkalan sungai sehingga pengerukan nyaris tidak bermanfaat. (Baca: Banjir, Perdagangan di Bandung Selatan Lumpuh)

Ia menambahkan, sedimentasi daerah hulu Sungai Citarum akibat minimnya vegetasi keras yang seharusnya bisa menahan erosi, tak hanya berimbas pada banjir. Lebih jauh, cepatnya sedimentasi itu bisa mempercepat pendangkalan tiga bendungan di sepanjang Citarum yakni Jatiluhur, Saguling, dan Cirata. (Baca: Sedimentasi, Penyebab Banjir Bandung Selatan)

Sedimentasi itu bisa mengurangi daya tampung bendungan jauh lebih cepat dari umur perkiraan. "Misalnya Saguling, perkiraan umur bendungan 50 tahun, sekarang dengan cepatnya sedimentasi mungkin hanya 30 tahun," kata Lambok. Menurut Lambok, sedimentasi ini juga harus dicarikan solusi saat membangun kolam retensi, pengendali banjir.

Masalah banjir Sungai Citarum juga diperparah dengan permukiman yang merampas tempat parkir air sangat sungai itu meluap. "Sungai punya dataran banjir, ada di samping kiri dan kanannya, jangan kita ambil," kata dia.

Menurut Lambok, penyelesaian banjir Citarum harus komprehensif. Penyelesaian masalah di hulu lewat penghijauan, pengendalian pertanian yang memperparah erosi, normalisasi sungai kembali, serta strategi pengendalian banjir. "Pemerintah sudah tahu, tinggal implementasi."

AHMAD FIKRI

Berita lain:

Mundur dari Dunia Hiburan, Artis Ini Pilih Mengaji
'King Suleiman' di ANTV Diprotes, Ini Sikap KPI
Video ISIS Ancam TNI Beredar di YouTube

Berita terkait

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

10 jam lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

5 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

5 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

6 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

6 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

7 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

8 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

8 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya