TEMPO Interaktif, Kupang:Demonstrasi dari sejumlah akivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) mewarnai kunjungan tim Komisi Nasional HAM ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/6). Mereka menuntut Komnas HAM segera menuntaskan kasus penembakan enam petani Colol, Kabupaten Manggarai, tahun 2004 lalu oleh aparat kepolisian. Aksi damai itu membuat tiga anggota Komnas HAM terpaksa meninggalkan kantor gubernur melalui pintu samping bersama Kepala Biro Hukum Setda Partini.Para demonstran yang jumlahnya puluhan dari Perkumpulan Inisiatif Masyarakat (PIAR) NTT, tiba di kantor gubernur beberapa saat setelah pertemuan Komnas HAM bersama Muspida berakhir. Mendengar ada demonstrasi, tiga anggota Komnas yang berada di pintu utama kantor gubernur buru-buru meninggalkan rombongan wartawan melalui pintu samping. Ketua Tim Komnas HAM, Amidhana, yang dimintai konfirmasi di Kupang mengatakan, kehadirannya tidak berkaitan langsung dengan penyelidikan dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Kabupaten Manggarai. Kami datang dengan tugas khusus terkait proposal gubernur untuk membentuk perwakilan Komnas HAM. Tidak berkaitan dengan pengusutan dugaan pelanggaran HAM berat di Manggarai, katanya.Aksi penembakan yang menewaskan enam petani Colol terjadi awal 2004. Pemerintah setempat menuduh para petani melakukan aktivitas di kawasan hutan konservasi pemerintah. Para petani menolak tuduhan tersebut. Buntutnya, beberapa warga yang sementara mencari ubi hutan untuk konsumsi keluarga ditangkap aparat keamanan yang melakukan patroli. Ratusan warga yang mengetahui keluarga mereka diamankan polisi melakukan demonstrasi ke Mapolres.Demonstrasi itu berubah menjadi aksi brutal setelah polisi menembak mati enam petani. Komnas HAM kemudian menindaklanjuti insiden penembakan itu dengan membentuk tim investigasi dipimpin MM Billah. Sampai saat ini, hasil investigasi dan penyidikan kasus tersebut belum dipublikasikan. Jems De Fortuna