Soal Atribut Natal, Pengusaha-JAS Diminta Toleran

Reporter

Senin, 22 Desember 2014 19:24 WIB

Pemesan mencoba kostum Santa Klaus pesanannya untuk keperluan perayaan Natal, di studio kostum Julia, di Denpasar, Bali. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jombang--Tokoh pluralisme KH Salahudin Wahid alias Gus Solah berharap pengusaha khususnya yang beragama Kristen atau Katolik serta Jemaah Ansharus Syariah (JAS) bisa sama-sama menjaga toleransi dalam perayaan Natal. Harapan ini disampaikan Gus Solah ketika ada pengusaha ritel yang mewajibkan pramuniaga mengenakan atribut Natal untuk menarik konsumen. Di sisi lain, JAS melarang umat muslim mengenakan asesoris Natal.

"Kami minta pengusaha Kristen menghormati pekerja yang tidak mau mengenakan atribut Natal. Kami juga minta JAS menghormati pekerja muslim yang pakai baju Natal," katanya, Senin, 22 Desember 2014. (Baca berita sebelumnya: Bagi Selebaran Anti-Natal, JAS: Bagian dari Dakwah)

Gus Solah berharap pengusaha tidak mewajibkan pramuniaga yang beragama Islam mengenakan atribut Natal, apalagi dipaksa. "Mungkin bagi satu kelompok enggak apa-apa, tapi bagi orang lain menjadi masalah," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu juga meminta JAS tidak melakukan razia ke toko, swalayan dan mal dalam mengimbau pramuniaga muslim agar mencopot atribut Natal yang dikenakan. "Jangan kemudian orang-orang JAS razia. Itu bukan tugas mereka, itu enggak benar," ucap Gus Solah.

Polemik bermula saat beberapa anggota JAS di Kota Mojokerto pada 17 Desember 2014 membagi-bagikan selebaran dan membentangkan spanduk anti-Natal. Isinya larangan bagi umat muslim mengucap selamat Natal dan mengenakan asesoris Natal. Aksi ini akhirnya dicegah polisi karena khawatir terjadi gesekan antarmasyarakat. (Baca: JAS: Larang Muslim Rayakan Natal Bukan Kejahatan)

Meski dicegah, JAS bersikukuh akan melanjutkan seruan keliling toko, swalayan, dan mal hingga 25 Desember. "Kami tidak memaksa, kami hanya mengingatkan bahwa bagi muslim mengenakan atribut Natal itu haram," kata juru bicara JAS Indoensia Ahmad Fatih.

Seruan JAS berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 7 Maret 1981 yang berisi larangan penggunaan asesoris Natal, ucapan selamat Natal, membantu orang Nasrani dalam perayaan dan pengamanan Natal, serta imbauan agar pengusaha tidak memaksa karyawan muslim menggunakan asesoris Natal.

JAS juga mengacu surat Anggota Dewan Perwakilan Daerah daerah pemilihan DKI Jakarta, Fahira Idris, yang ditujukan ke Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia. Dalam surat tertanggal 15 Desember 2014 itu, Fahira meminta pengusaha tidak mewajibkan karyawannya yang muslim atau muslimah menggunakan asesoris Natal termasuk topi Santa. (Simak pula: Ansor NU Akan Menjaga Ibadah dan Perayaan Natal)


ISHOMUDDIN

Berita Terpopuler:
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya
Gara-gara Tiang Listrik, Wagub Djarot Ngomel
Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda



Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

27 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

43 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya