Taktik Mendagri Mengendus Bansos yang Dimanipulasi  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 22 Desember 2014 19:24 WIB

Reydonnyzar Moenek Kapuspen Departemen Dalam Negeri. Tempo/Jati Mahatmaji

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek mengatakan pemerintah mencoret alokasi dana belanja daerah yang tidak efektif. Misalnya, dana perjalanan dinas luar kota dan luar negeri, serta rapat di hotel. "Penghematannya bisa sampai ratusan miliar," kata Donny, Senin, 22 Desember 2014. (Baca: Tangani Korupsi Bansos, MA Akan Pecat Hakim)

Donny mengatakan, ini merupakan bagian dari penghematan yang dilakukan pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo. Selain dana perjalanan ini, Kementerian Dalam Negeri juga menghapus alokasi dana bantuan sosial.

"Karena bansos merupakan sumber manipulasi," kata Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri, kepada pers di Jakarta. (Baca: Kasus Bansos, Jaksa Periksa Eks Pejabat Pontianak)

Peneliti dari Indonesia Budget Center, Roy Salam, mendukung gagasan penghapusan anggaran bansos. Menurut Roy, pemerintah tidak memiliki ukuran efektivitas penggelentoran dana itu.

Ini karena dana bansos dikeluarkan langsung oleh bendahara umum. Dan ini membuat dana itu disalurkan tanpa melalui dinas-dinas. "Jadi tidak ada yang mengukur apakah benar dana bansos mengentaskan kemiskinan dan sebagainya," kata Roy. (Baca: Kemendikbud Paling Banyak Tarik Dana Bansos)

Tren pemberian dana bansos, kata Roy, bisa dipetakan per tahun. Menurut Roy, tahun pertama menjabat kepala daerah, biasanya dana bansos besar. Pada tahun kedua dan ketiga akan menurun. Lalu, di tahun keempat akan meningkat lagi. "Siap-siap untuk dana pencitraan buat inkumben maju lagi," ujar Roy. Soal ini dibenarkan oleh Donny.

Menurut Donny, banyak daerah menganggarkan dana bansos secara berlebihan apalagi menjelang pemilihan kepala daerah. Donny mencontohkan ada daerah yang belanja bansosnya sampai 12 persen, padahal pemasukan asli daerahnya kecil. "Itu kan sangat tidak rasional."

TIKA PRIMANDARI

Terpopuler
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya
Gara-gara Tiang Listrik, Wagub Djarot Ngomel
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan

Berita terkait

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

9 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

12 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

50 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

Eks Pegawai KPK Novel Aslen Tilap Uang Dinas Rp 550 Juta, Ini Kata Mantan Penyidik

51 hari lalu

Eks Pegawai KPK Novel Aslen Tilap Uang Dinas Rp 550 Juta, Ini Kata Mantan Penyidik

Berdasarkan temuan awal, Novel Aslen yang merupakan admin pada Kedeputian Penindakan dan Eksekusi KPK diduga menggelapkan Rp 550 juta.

Baca Selengkapnya

Pegawai KPK Novel Aslen Tilap Uang Perjalanan Dinas Rp 550 Juta, Peneliti Antikorupsi: Rusak dari Kepala ke Ekor

51 hari lalu

Pegawai KPK Novel Aslen Tilap Uang Perjalanan Dinas Rp 550 Juta, Peneliti Antikorupsi: Rusak dari Kepala ke Ekor

KPK telah memecat pegawai bidang administrasi Novel Aslen karena terbukti menilap uang perjalanan dinas.

Baca Selengkapnya

Pegawai KPK Menilap Uang Dinas Rp 550 Juta, Eks Penyidik Sarankan Rotasi Rutin

51 hari lalu

Pegawai KPK Menilap Uang Dinas Rp 550 Juta, Eks Penyidik Sarankan Rotasi Rutin

Eks admin kedeputian penindakan KPK, Novel Aslen, diduga menilap uang perjalanan dinas Rp 550 juta.

Baca Selengkapnya

Yudi Purnomo Dukung Pengusutan Korupsi Uang Perjalanan Dinas Kedeputian Penindakan KPK oleh Novel Aslen

55 hari lalu

Yudi Purnomo Dukung Pengusutan Korupsi Uang Perjalanan Dinas Kedeputian Penindakan KPK oleh Novel Aslen

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menyoroti sistem lembaga antirasuah itu karena adanya proses penyidikan dugaan korupsi bekas Pegawai KPK.

Baca Selengkapnya

KPK Usut Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas Rp 550 Juta oleh Eks Admin Kedeputian Penindakan

55 hari lalu

KPK Usut Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas Rp 550 Juta oleh Eks Admin Kedeputian Penindakan

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penanganan dugaan kasus korupsi mantan pegawai KPK bernama Novel Aslen Rumahorbo masih penyidikan.

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

56 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya