4 Jaringan Narkoba Jadi Momok, Ini Modusnya

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 19 Desember 2014 07:00 WIB

Petugas kepolisian menunjukan warga negara asal Taiwan berinisial CY (67) yang membawa sabu di Bandara Seoekarno Hatta, Tangerang, Banten, 17 Desember 2014. CY Warga negara Taiwan membawa sabu seberat 1.010 gram dengan modus menggunakan Tirai. TEMPO /Marifka Wahyu Hidayat. .

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Intelijen Badan Narkotika Nasional Komisaris Besar I Made Astawa mengatakan ada empat jaringan internasional yang saat ini menjadi pemasok utama narkoba ke Indonesia. "Jaringan ini menggunakan berbagai macam modus yang berbeda untuk mengedarkan narkoba di dalam negeri," katanya setelah membuka seminar tentang kebijakan narkoba nasional di Jakarta, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca: Narkoba di Lapas, Integritas Petugas Dipertanyakan)

Jaringan itu, pertama, sindikat Afrika Barat yang dikendalikan dari Nigeria. Cara mereka mendistribusikan narkoba sangat hati-hati, yakni dengan membagikan paket berisi tiga-lima kilogram sabu ke sepuluh orang. "Begitu satu orang tertangkap, kerugian mereka tidak terlalu besar karena masih ada sembilan orang lainnya yang memegang puluhan kilogram sabu," kata Made. Jaringan ini mendapatkan sabu dari pabrik di India. (Baca: Menteri Hukum: 6 Bandar Edarkan Narkoba dari Lapas)

Sindikat kedua, menurut Made, datang dari Iran. Jaringan ini kebanyakan mengedarkan narkoba jenis methamphetamine atau narkoba berbentuk kristal yang juga diproduksi di negeri para mullah itu. "Mereka lebih berani mengambil risiko. Setiap kali mendistribusikan, dalam jumlah besar," ujar Made. Ketiga, jaringan narkoba Cina dan Taiwan. Jaringan ini mendistribusikan prekursor atau bahan baku sabu. "Pusat pabrik mereka ada di Guangzhou, Cina," ucapnya.

Sindikat keempat, Made melanjutkan, adalah jaringan Malaysia yang berafiliasi dengan bandar nakoba di Aceh. "Malaysia menjadi tempat transit dari negara produksi, seperti Amerika Latin. Selanjutnya, narkoba didistribusikan lewat Aceh," katanya. Malaysia sendiri, kata Made, menjadi basis pabrik narkoba jenis happy five. Obat ini semula hanya diproduksi di Jepang dan dikenal dengan nama Erimin 5. (Baca: Sindikat Internasional Jadikan Kurir Sebagai Aset)

Itu sebabnya, kata Made, di Aceh dan Medan gampang sekali mendapatkan sabu. "Dari Aceh ini kemudian disebarkan ke Jakarta dan kota-kota lain," kata dia. Keempat sindikat itu saat ini menjadi prioritas BNN. "Pada 2015 nanti keempat jaringan ini kami harapkan bisa dibongkar hingga ke dasar-dasarnya," katanya. (Baca: Terpidana Narkoba Sebabkan LP Penuh)


INDRI MAULIDAR


Baca Berita Terpopuler
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang
Kisah Ahok dan Keluarga Saat Diancam Preman Pluit
Rupiah Jeblok, SBY Bela Jokowi
Dihujat FPI Soal Natal, Jokowi Dibela Ketua NU

Berita terkait

KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan

38 hari lalu

KKP dan BNN Cegah Peredaran Narkoba di Pulau Perbatasan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) terus memperkuat langkah pencegahan peredaran narkoba melalui pulau kecil perbatasan.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

51 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

TNI AL Gagalkan Penyelundupan 70 Kilogram Sabu di Bakauheni Lampung

52 hari lalu

TNI AL Gagalkan Penyelundupan 70 Kilogram Sabu di Bakauheni Lampung

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ketiga terduga pelaku yang membawa sabu itu datang dari Aceh.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD NTT Ditangkap di Rumahnya Karena Konsumsi Sabu, Hanya Diminta Rehabilitasi Rawat Jalan

29 Februari 2024

Anggota DPRD NTT Ditangkap di Rumahnya Karena Konsumsi Sabu, Hanya Diminta Rehabilitasi Rawat Jalan

BNN Provinsi menangkap anggota DPRD NTT karena mengkonsumsi sabu. Tidak dihukum, tapi diminta menjalani rehabilitasi rawat jalan.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Ditemukan Tewas Setelah Dikejar BNN

28 Januari 2024

Pria Ini Ditemukan Tewas Setelah Dikejar BNN

Pria berinisial AR sudah menjadi target BNN Tanjung Jabung Timur karena diduga menjadi pengedar narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

KDRT Pegawai BNN, Istri Cabut Laporan dan Berdamai Lagi

14 Januari 2024

KDRT Pegawai BNN, Istri Cabut Laporan dan Berdamai Lagi

Kasus KDRT berulang, istri pegawai BNN kembali damai dengan suaminya untuk kasus kekerasan terkini yang dilaporkannya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Motif KDRT Pegawai BNN yang Viral, Ada Soal Utang Pinjol

8 Januari 2024

Polisi Ungkap Motif KDRT Pegawai BNN yang Viral, Ada Soal Utang Pinjol

Peristiwa KDRT dalam rumah tangga di Jatiasih, Bekasi, ini viral di media sosial karena, antara lain, terjadi di hadapan anak-anak mereka.

Baca Selengkapnya

Pegawai BNN Tersangka KDRT di Bekasi Akhirnya Ditahan

7 Januari 2024

Pegawai BNN Tersangka KDRT di Bekasi Akhirnya Ditahan

Polres Metro Bekasi Kota menahan pegawai aparatur sipil negara (ASN) Badan Narkotika Nasional (BNN), AF, tersangka KDRT terhadap istrinya

Baca Selengkapnya

Polisi Belum Tahan Pegawai BNN Tersangka KDRT di Bekasi, Kenapa?

3 Januari 2024

Polisi Belum Tahan Pegawai BNN Tersangka KDRT di Bekasi, Kenapa?

KDRT itu dilakukan oleh pegawai BNN AF di depan ketiga anak mereka di rumahnya di wilayah Jatiasih, Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka KDRT di Bekasi, Pegawai BNN Hanya Terancam 4 Bulan Penjara

3 Januari 2024

Jadi Tersangka KDRT di Bekasi, Pegawai BNN Hanya Terancam 4 Bulan Penjara

Pegawai BNN disebut telah berulang kali melakukan KDRT terhadap istrinya. Korban sempat melaporkan kasus tersebut ke pihak BNN.

Baca Selengkapnya