TEMPO.CO, Yogyakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga anggota Komisi X DPR RI, My Esti Wijayanti, yakin rencana interpelasi DPR kepada Presiden Joko Widodo ihwal kenaikan harga bahan bakar minyak akan batal.
"(Interpelasi) itu akan diganti hak bertanya biasa, yang melekat pada anggota Dewan," kata Esti saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Senin, 15 Desember 2014. (Anang: Interpelasi, Harus Itu)
Koalisi Merah Putih yang dimotori sejumlah partai, seperti PKS, PAN, Gerindra, dan Golkar, sebelumnya getol mengumpulkan tanda tangan anggota DPR untuk menggunakan hak interpelasi kepada Presiden Jokowi terkait dengan kebijakan kenaikan harga BBM yang berlaku sejak pertengahan November 2014 lalu.
Interpelasi ini dicurigai sebagai bagian dari usaha koalisi itu untuk memakzulkan Jokowi, dengan cara menolak jawaban Presiden dan meneruskan dengan hak angket. (Ketua DPD: Kerap Interpelasi, Kesaktian Bisa Hilang)
Esti optimistis kekhawatiran atas upaya pemakzulan Presiden Jokowi itu tidak akan terjadi. "Hubungan anggota DPR sudah sangat berbeda sekarang setelah revisi UU MD3 disahkan. Jadi kami yakin (tidak akan ada penggunaan hak interpelasi)," kata Esti.
Revisi Undang-Undang Nomor 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD ( MD3), kata Esti, menjadi kunci pencair ketegangan hubungan fraksi-fraksi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
Bahkan, kata Esti, setelah semua alat kelengkapan DPR dilantik Januari 2015 nanti, istilah KIH dan KMP sudah tidak berlaku lagi. Dengan demikian, tidak terjadi perpecahan DPR bagian kedua.
"Kalau masih ada yang ngotot sendiri pakai KIH-KMP dan memicu DPR pecah, ya, berarti masih ada yang belum bisa dewasa," kata Esti.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler:
Surat Sakti Agar Golkar Kubu Ical Disahkan Laoly
Kesaksian WNI Soal Detik-Detik Teror di Australia
Kubu Agung Cabut Gugatan Legalitas Munas Bali
8 Alasan Teror di Australia Terkait ISIS
Berita terkait
DPRD Lempar Handuk Putih, Batal Interpelasi Wali Kota Depok soal KDS
6 Agustus 2022
DPRD Kota Depok membatalkan rencana mengajukan hak interpelasi terhadap wali kota soal Kartu Depok Sejahtera (KDS)
Baca SelengkapnyaJakPro Harus Bayar Rp 90 M, Gembong PDIP: DPRD DKI Sudah Minta Kontrak Formula E
20 Juni 2022
Fakta Jakpro kurang bayar Formula E Rp 90 miliar menurut Gembong Warsono hanya diketahui Pemprov DKI dan Jakpro.
Baca SelengkapnyaDewan Tagih Jadwal Sidang Interpelasi Terhadap Wali Kota Depok
17 Juni 2022
Hak interpelasi yang dilancarkan oleh 33 anggota DPRD kepada Wali Kota Depok hingga kini tak jelas kelanjutannya.
Baca SelengkapnyaLontarkan Sindiran Soal Formula E, Anies Baswedan: Minta Maaf Mengecewakan
13 Juni 2022
Menurut Anies Baswedan ada orang yang kecewa karena Formula E Jakarta dapat terselenggara dengan baik.
Baca SelengkapnyaPDIP Tetap Ngegas Interpelasi Formula E Meski Acaranya Dihadiri Jokowi dan Puan
7 Juni 2022
Anggota DPRD DKI dari PDIP tetap melanjutkan wacana interpelasi Formula E. Tak terpengaruh dengan kehadiran Jokowi dan Puan Maharani.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Akui Data Penerima Kartu Depok Sejahtera Belum Akurat
28 Mei 2022
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengakui DTKS yang digunakan sebagai dasar pemberian Kartu Depok Sejahtera belum akurat
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Klaim Belum Terima Surat Interpelasi KDS dari DPRD
24 Mei 2022
Wali Kota Depok Mohammad Idris mengklaim, surat interpelasi yang dilayangkan anggota DPRD kepada belum sampai ke mejanya.
Baca SelengkapnyaPolemik KDS, DPRD Depok: Tidak Ditemukan Dugaan Tidak Pidana, Hanya Politisasi
21 Mei 2022
DPRD Kota Depok mengajukan hak interpelasi kepada wali kota dan wakil wali kota terkait dugaan politisasi program Kartu Depok Sejahter
Baca SelengkapnyaKelanjutan Interpelasi Wali Kota Depok, DPRD: Tunggu Jadwal Bamus
21 Mei 2022
Hak interpelasi ini diajukan oleh anggota DPRD Kota Depok kepada wali kota dan wakilnya atas dasar dugaan politisasi program Kartu Depok Sejahtera
Baca SelengkapnyaInterpelasi Wali Kota Kota Depok, Ketua Komisi D DPRD Buka Suara
21 Mei 2022
Hak interpelasi dilakukan karena anggota DPRD Kota Depok curiga progam KDS dipolitisasi oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Baca Selengkapnya