Kata KPK Soal Transaksi Mencurigakan Kasus BJB  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 15 Desember 2014 06:30 WIB

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mendonorkan darahnya di PMI Cabang Kota Bandung, 30 September 2014. Ahmad Heryawan mengkampanyekan gerakan donor darah rutin setiap 3 bulan sekali. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto enggan berkomentar soal transaksi mencurigakan dalam kasus Bank BJB. Laporan transaksi itu dikabarkan sudah diserahkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ke lembaga penegak hukum bersamaan dengan laporan transaksi keuangan sejumlah kepala daerah.

"Saya belum tahu. Harusnya data soal rekening itu tidak dibongkar dulu," katanya seusai mengisi acara "Demokrasi tanpa Korupsi" yang diselenggarakan Indonesian Corruption Watch di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Diduga Berekening Gendut,Berapa Gaji Alex Noerdin?)

Kasus dugaan korupsi di Bank Jabar Banten mencuat ketika bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu membeli 14 dari 27 lantai T-Tower yang rencananya dibangun di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjabat sebagai komisaris bank tersebut. "Penyidik yang baik tentu tidak akan membongkar-bongkar rencana penyelidikan," ujar Bambang.

Bambang menyatakan masih mempelajari temuan PPATK ihwal sejumlah nama kepala daerah yang memiliki rekening gendut dan transaksi mencurigakan. Temuan itu, kata dia, tidak menjadi prioritas penyelidikan KPK karena merupakan Laporan Hasil Analisis kiriman dan bukan yang diminta langsung oleh KPK. "Kami masih pelajari lagi. Harus hati-hati sekali," katanya. (Baca: Perusahaan Fiktif, Modus Kirim Dana Rekening Gendut)

Pembelian menara T-Tower untuk kantor BJB itu disepakati dengan harga Rp 543,4 miliar. Rapat direksi kemudian setuju membayar uang muka 40 persen atau sekitar Rp 217,36 miliar pada 12 November 2012. Kemudian ditemukan sejumlah kejanggalan dalam transaksi tersebut. Misalnya, status tanah yang diduga milik perusahaan lain sehingga rawan sengketa, harga tanah yang jauh di atas harga pasar, hingga pembayaran uang muka yang menyalahi ketentuan. (Baca: Harta Fauzi Bowo Naik Rp 13 Miliar dalam 2 Tahun)

Tidak hanya ke KPK, PPATK juga menyerahkan daftar kepala daerah yang memiliki transaksi mencurigakan itu ke Kejaksaan Agung. Beberapa nama yang dilaporkan memiliki rekening gendut adalah Nur Alam, Gubernur Sulawesi Tenggara; dan juga mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Semua gubernur yang dituding memiliki aliran dana mencurigakan ini kompak membantah. (Baca: Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?)

INDRI MAULIDAR









Baca Berita Terpopuler
Pramugari AirAsia Disiram Air Panas, Ini Sebabnya
Tutut Minta Putusan Arbitrase TPI Dibatalkan
Prabowo Disebut Pernah ke Kantor Gubernur Fahrurrozi
Mereka yang Terpilih, Tokoh Tempo 2014
Tagar Tentang Jokowi Paling Cepat Tersebar di 2014

Berita terkait

Jika Cawapres Anies Baswedan Bukan Kader PKS, Ahmad Syaikhu: Enggak Masalah

5 Agustus 2023

Jika Cawapres Anies Baswedan Bukan Kader PKS, Ahmad Syaikhu: Enggak Masalah

PKS sudah mengusulkan kadernya, yaitu eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk jadi cawapres Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

NasDem Minta Anies Baswedan Pilih Cawapres Bukan Karena Punya Parpol, PKS Waspadai Demokrat Ngambek

1 Agustus 2023

NasDem Minta Anies Baswedan Pilih Cawapres Bukan Karena Punya Parpol, PKS Waspadai Demokrat Ngambek

PKS mengingatkan agar pemilihan cawapres Anies Baswedan tidak membuat Partai Demokrat Ngambek.

Baca Selengkapnya

NasDem Berharap Anies Baswedan Maju Selangkah Pimpin Koalisi: Bentuk Tim Pemenangan dan Sosialisasi

1 Agustus 2023

NasDem Berharap Anies Baswedan Maju Selangkah Pimpin Koalisi: Bentuk Tim Pemenangan dan Sosialisasi

NasDem berharap Anies Baswedan menunjukkan kemajuan dalam memimpin Koalisi Perubahan dengan membentuk tim pemenangan dan menentukan cawapres.

Baca Selengkapnya

Kriteria 0 Cawapres Anies Baswedan, Begini Tanggapan Partai Anggota Koalisi Perubahan

25 Juli 2023

Kriteria 0 Cawapres Anies Baswedan, Begini Tanggapan Partai Anggota Koalisi Perubahan

Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan sebut kriteria cawapres dirinya di Pilpres 2024 dengan kriteria 0. Apa kata anggota Koalisi Perubahan?

Baca Selengkapnya

Soal Cawapres Anies Baswedan, AHY: Sudah Final

20 Juli 2023

Soal Cawapres Anies Baswedan, AHY: Sudah Final

AHY menyatakan cawapres Anies Baswedan sudah final.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ancam Evaluasi, NasDem Tak Khawatir

6 Juni 2023

Demokrat Ancam Evaluasi, NasDem Tak Khawatir

Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari menyatakan partainya bersama Partai Demokrat dan PKS sudah memiliki kesepakatan dalam Koalisi Perubahan.

Baca Selengkapnya

Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud Md: Agar Koalisi Perubahan Tak Bubar

6 Juni 2023

Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Mahfud Md: Agar Koalisi Perubahan Tak Bubar

Mahfud Md menyatakan menolak menjadi Cawapres Anies Baswedan untuk menjaga keutuhan Koalisi Perubahan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Desak Cawapres Anies Baswedan Segera Diumumkan, Taufik Basari Singgung Soal Kesepakatan Koalisi

6 Juni 2023

Demokrat Desak Cawapres Anies Baswedan Segera Diumumkan, Taufik Basari Singgung Soal Kesepakatan Koalisi

Taufik Basari menyinggung soal kesepakatan Koalisi Perubahan yang menyerahkan soal Cawapres kepada Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Cawapres Anies Baswedan Akan Ditentukan Dalam 1-2 Hari ke Depan

30 Mei 2023

Cawapres Anies Baswedan Akan Ditentukan Dalam 1-2 Hari ke Depan

Ketua umum partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan membahas Cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam satu dua hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan

18 Mei 2023

Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan

Anies Baswedan mengaku sudah kantongi nama Cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024. Namun dia belum mau mengumumkannya.

Baca Selengkapnya