TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial menemukan 12 aspek kelemahan dalam penyelenggaraan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2014.
"Yang paling umum mengenai aspek penyelenggara di tingkat bawah," kata Peneliti LP3ES, Kurniawan Zein, saat memaparkan hasil studinya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 10 Desember 2014. "Temuan kami menunjukan masih minimnya kualitas dan kinerja penyelenggara pemilu." (Kepercayaan Masyarakat Jadi Modal Pemilu E-Voting)
Kedua belas aspek yang dikaji dan bermasalah antara lain, anggota komisioner, penyelenggara ad hoc, hak pilih, kandidat, logistik, daftar pemilih, kampanye, pemungutan suara, rekapitulasi suara, penetapan hasil, dan sengketa pemilu. (6 Kekurangan Pemilu Luar Negeri Versi KPU)
Pengumpulan data untuk survei ini dilakukan 20 hari setelah pelaksanaan pilpres di empat wilayah, yaitu Sumatera (Medan dan Nias), Jawa Tengah (Semarang, Pekalongan, Kendal, Kudus, Solo, Karang Anyar, Kebumen, Magelang dan Boyolali), Maluku (Ambon dan Seram), serta Papua (Jayapura, Yahukimo dan Jayawijaya).
Dari hasil evaluasi, ditemukan beberapa kelemahan pada hampir setiap tahap pelaksanaan pemilu 2014. Zein mencontohkan, tahap pembentukan tim seleksi untuk calon komisioner KPU di tingkat provinsi yang dinilai kurang ketat. (KPU Minta Kantor Baru Demi Efisiensi Kerja)
Persoalan serius lain yang muncul, praktek migrasi suara antarcaleg yang berasal dari partai politik yang sama. "Hampir di semua wilayah migrasi suara itu paling menonjol."
Sedangkan untuk penyelenggara tingkat bawah pada level ad hoc, proses rekrutmennya dinilai kurang transparan. Hal ini menyebabkan banyaknya kecurangan dalam pemilu.
"Kurangnya pengetahuan tentang batasan legal dan ilegal dari pala caleg, sehingga mudah diintervensi." Zein berharap pelaksanaan pemilu mendatang, KPU bisa memperbaiki kualitas penyelenggaraan pemilu.
REZA ADITYA
Terpopuler:
Superman Is Dead Perangi Korupsi
Keaslian Tubuh Kim Kardashian Dipertanyakan
Superman Is Dead: Korupsi Belum Dipandang Wah
Peringati Hari HAM, Film Senyap Diputar di Bandung
Shaggy Dog Ingatkan Potensi Korupsi pada Bencana