Ruhut Sitompul Minta Koruptor Dihukum Mati  

Reporter

Rabu, 10 Desember 2014 10:56 WIB

Ruhut Sitompul. ANTARA FOTO/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengusulkan hukuman mati bagi para terpidana koruptor. Menurut dia, hukuman mati bagi koruptor bisa menimbulkan efek jera. (Baca: Jokowi Tolak Grasi, Ruhut: Eksekusi Segera!)

"Untuk mencegah korupsi, jadi memang harus ada shock therapy yang berat, yakni hukuman mati," ujar Ruhut ketika dihubungi, Rabu, 10 Desember 2014. Dia menilai pemberantasan korupsi yang mengandalkan program pencegahan tak akan pernah efektif. Sebab, menurutnya, seluruh sistem membuka celah bagi para birokrat maupun legislator untuk menggarong duit negara.

Karena itu, Ruhut berharap program pencegahan dan penindakan harus seimbang. Namun, bila wabah korupsi sudah terlalu luas, kata dia, lembaga penegak hukum tak bisa mengandalkan program pencegahan. "Mau tidak mau memang harus ada penindakan," ujar anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu. (Baca: Superman Is Dead: Korupsi Belum Dipandang Wah)

Kini, hukuman tertinggi para koruptor adalah penjara hidup. Karena itu, kata Ruhut, untuk mengurangi korupsi harus diterapkan hukuman mati bagi koruptor. "Di Cina, para koruptornya dihukum mati, itu bisa dicontoh," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai suksesnya pemberantasan korupsi tidak hanya dilihat dari banyaknya orang yang ditangkap atau jumlah uang negara yang bisa ditarik kembali. Menurut dia, semakin banyak koruptor yang ditangkap atau uang yang ditarik kembali artinya korupsi masih banyak di negeri ini. (Baca: KPK Jadikan Ibu Rumah Tangga Agen Antikorupsi)

Dalam perjalanannya, Komisi Pemberantasan Korupsi selama 10 tahun ini menangani 435 kasus. Komisi antirasuah berhasil mencokok beberapa menteri aktif era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, gubernur, bupati/wali kota, dan diplomat. KPK pernah memeriksa mantan Wakil Presiden Boediono sebagai saksi kasus Bank Century. KPK pun menangkap tangan ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Akil Mochtar, dan menetapkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan saat itu, Hadi Poernomo, sebagai tersangka.

Menurut Ruhut, lahirnya KPK di era Reformasi karena adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap kejaksaan dan kepolisian. Dia meminta agar kedua institusi tersebut introspeksi diri. "Kalau enggak, lama-lama KPK kami tetapkan saja, bukan ad hoc lagi. Nyatanya rakyat sangat percaya dengan KPK," kata Ruhut. (Baca: Gitar Jokowi Dijadikan Simbol Antikorupsi)

LINDA TRIANITA

Terpopuler
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
Lagi, Kubu Agung Tolak Ajakan Islah dari Ical
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat
Gerindra: Kami Harus Lebih Hati-hati dengan SBY
Rahasia Jokowi Mencegah Pejabat Korupsi

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

11 menit lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

2 jam lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

6 jam lalu

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

7 jam lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

14 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

19 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

1 hari lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

1 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

1 hari lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya