Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Anies Baswedan saat berselfie bersama para guru usai melakukan tabur bunga dan upacara memperingati Hari Guru di TMP Kalibata, Jakarta, Senin 24 November 2014. TEMPO/ Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengaku tak sepakat dengan pihak yang menyarankannya bertemu dengan mantan Mendikbud Mohammad Nuh terkait dengan penarikan Kurikulum 2013 dari 201.779 sekolah. (Baca: Anies Stop Kurikulum 2013, Nuh Curhat di Twitter)
"Tak ada urusan personalnya (dengan M.Nuh). Ganti-ganti kebijakan itu tidak masalah," ujar Anies di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin, 8 Desember 2014.
Bertemu dengan Nuh atau tidak, kata Anies, alasan penarikan Kurikulum 2013 dari sejumlah sekolah sudah kuat. Menurut evaluasi timnya, kurikulum yang kontroversial itu tidak mudah diterapkan di ratusan ribu sekolah yang kondisinya berbeda-beda. "Tidak bisa asal beres secara statistik," ujarnya. (Baca: Kurikulum 2013 Bukan Ajaran Sesat)
Anies melanjutkan, pihaknya saat ini membiarkan 6.221 sekolah menerapkan Kurikulum 2013 karena sudah berjalan tiga semester. Angka ribuan sekolah itu setara dengan tiga persen jumlah sekolah yang pernah menjajal Kurikulum 2013.
Anies menegaskan, ke depannya penerapan kurikulum baru harus sesuai dengan kondisi lapangan. Alasannya, kata Anies, agar ada kesesuaian antara ide, desain, dan implementasi di lapangan. "Apabila semua itu sudah selaras, baru bisa dijalankan serentak di semua sekolah," ujarnya.