Tiga personel dari Sat 81 Gultor Kopassus, Denjaka TNI AL, dan Satbravo'90 Paskhas TNI AU, memperagakan latihan penanggulangan teroris seusai upacara pembukaan Latihan Gabungan Satgultor TNI Tri Matra IX 2014 di Lapangan Batalyon 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Desember 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko membuka latihan gabungan tim penanggulangan teror di markas Batalion Komando 461 Paskhas di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 1 Desember 2014. Dalam latihan kali ini, Moeldoko menggabungkan tiga tim antiteror sekaligus, yakni dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. "Total prajurit yang diturunkan ada 627 orang," kata Moeldoko dalam siaran pers yang dikeluarkan Pusat Penerangan Mabes TNI. (Baca: Densus 88 Dikecam di Poso, Begini Nasib Tim TNI)
Pasukan tersebut terdiri atas 50 personel Komando Latihan, 250 personel gabungan tiga tim antiteror TNI dari Satuan 81 Gultor Komando Pasukan Khusus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Paskhas TNI AU. Ikut dilibatkan pula 48 personel pendukung Detasemen Komunikasi dan Elektronika (Denkomlek), 15 personel Protokol, 237 personel Detasemen Markas Latihan, dan 27 personel kru bantuan. (Baca: DPR Restui TNI Bentuk Tim Antiteror)
Menurut Moeldoko, latihan antiteror gabungan akan dilakukan selama lima hari, yakni 1-5 Desember 2014. Pada 1-2 Desember 2014, latihan Gladi Posko akan digelar di Halim Perdanakusuma. Kemudian pada 3 Desember 2014 latihan pendahuluan dilangsungkan di tempat yang sama. Terakhir, pada 4-5 Desember 2014, latihan lapangan digelar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat.
"Saya harap latihan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperlihatkan kualitas TNI di mata dunia," kata Moeldoko. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga meminta anak buahnya menyiapkan tim evaluasi latihan gabungan tersebut. Tujuannya adalah mengevaluasi dan memperbaiki segala kekurangan yang mungkin terjadi selama latihan.