Fadli Zon: Interpelasi Tak Perlu Disakralkan

Reporter

Sabtu, 29 November 2014 16:57 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menyatakan belum melihat bukti dukungan interpelasi. "Sampai sekarang belum ada di meja pimpinan," ujarnya dalam diskusi Wajah Politik Kita, Sabtu, 29 November 2014.

Ia mendapat informasi adanya 200 orang di DPR yang mendukung interpelasi. Namun Fadli belum melihat cover letter, termasuk alasan penggunaan hak interpelasi. Ia menuturkan, interpelasi seharusnya dilihat sebagai hal yang biasa dan tidak perlu disakralkan. "Tidak perlu paranoid terhadap interpelasi," ujarnya. (Baca: Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi)

Fadli mengungkapkan, penggunaan hak interpelasi bukan merupakan usaha untuk memakzulkan presiden. Melalui interpelasi, DPR meminta penjelasan kepada presiden mengenai kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Ia menyebut kelak rakyat akan menyaksikan penjelasan pemerintah masuk akal atau tidak.(Baca:Bambang Soesatyo Galang Penandatangan Interpelasi)

Fadli menilai ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM. Pemerintah bisa menaikkan harga ketika harga minyak dunia US$ 105 per barel. Saat ini, ia melanjutkan, harga masih US$ 73 per barel.

"Ini lebih rendah dari harga dunia," kata dia. Selain itu, Fadli melanjutkan, masih banyak masyarakat menengah ke bawah yang miskin dan hampir miskin. Oleh karena itu, ia menilai pemerintah sebaiknya mencabut kebijakan kenaikan harga BBM. (Baca: Krisna Mukti Emoh Interpelasi Jokowi)

Fadli menduga kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah sebagai bagian liberalisasi. Pemerintah, kata Fadli, menginginkan adanya anggaran untuk menjalankan program, tapi belum mengupayakan usaha lain. Misalnya, dengan meningkatkan pendapatan pajak serta menutup kebocoran dari illegal fishing, mining dan logging.

"Belum lagi penyelundupan BBM yang masih marak," ucapnya. Fadli mengatakan, seharusnya pemerintah melakukan upaya-upaya tersebut sebelum menaikkan harga BBM. Jika sudah tidak ada jalan lain, kenaikan harga BBM pun masuk akal untuk ditempuh.

MARIA YUNIAR

Berita Lain
Media Jiran: Jokowi Pakai Jurus 'Ganyang Malaysia'
Jokowi dan SBY Seolah Saling 'Sindir' di Medsos
Kapal Diusir, Media Jiran Tuding Jokowi Sekutu AS
3 Cerita Manis dan Pahit Malaysia di Era Jokowi




Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

2 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

3 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

3 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

3 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya