Dua Alasan Reklamasi di Benoa Belum Diperlukan  

Reporter

Jumat, 28 November 2014 18:25 WIB

Sejumlah masyarakat Bali melakukan aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 23 November 2014. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Bali, I Wayan Gede Pasek Suardika, menyatakan reklamasi di Teluk Benoa belum diperlukan Bali. "Karena tidak diperlukan, makanya tidak usah dipaksakan," ujarnya di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat, 28 November 2014. (Baca juga: Pro-Kontra Reklamasi Teluk Benoa Bali Terus Berlanjut)

Ada dua alasan reklamasi di Benoa belum diperlukan. Pertama, ia mengungkapkan, kawasan Bali selatan sudah sesak. Jika ada titik pariwisata dengan skala besar di sana, Pasek melanjutkan, akan terjadi ketimpangan pembangunan di Bali.Karena itu, ia meminta investor beralih ke Bali timur dan utara. (Baca juga: Reklamasi Teluk Benoa Diadukan ke Komnas HAM)

Kedua, Pemerintah Provinsi Bali tidak memiliki kepentingan yang mendesak untuk bisa memaksakan investor berinvestasi di Benoa. Jika memang bertujuan menyejahterakan masyarakat Bali, sebaiknya investasi itu dilakukan Pemerintah Provinsi, "Dan dikelola oleh badan usaha milik daerah, yang hasilnya untuk rakyat, bukan investor," kata Pasek. (Baca juga: Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Warga Bali Cap Jempol Darah)

Reklamasi di Teluk Benoa akan memperluas kawasan wisata Tanjung Benoa hingga 700 hektare. Reklamasi akan dilaksanakan oleh PT Tirta Wahana Bahari Internasional, perusahaan milik konglomerat Tommy Winata. Padahal, menurut studi kelayakan yang dilakukan tim dari Universitas Udayana, Denpasar, reklamasi tidak layak dilakukan.

Wahana Lingkungan Hidup yang didukung sejumlah elemen masyarakat Bali yang tergabung dalam aliansi ForBALI khawatir, reklamasi akan menyebabkan meluasnya abrasi di perairan selatan Bali. Sebab, bila reklamasi tetap dilakukan, akan terjadi perubahan pola arus dan gelombang.

Dalam pernyataan terbuka, massa penentang reklamasi itu meminta peraturan presiden tentang reklamasi di Teluk Benoa dicabut dan Gubernur Bali tidak ikut-ikutan mendukung reklamasi tersebut. Apalagi audiensi perihal rencana reklamasi dilakukan secara tertutup tanpa mengundang mereka dan elemen masyarakat lain.

MARIA YUNIAR




Berita lainnya:
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi
Ini Isi Surat Anas dan Akil ke Kepala Rutan KPK
Tiga Momen Kedekatan Jokowi dan Menteri Susi

Berita terkait

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

11 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

20 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

20 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

26 hari lalu

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattaliti menghadiri open house presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

34 hari lalu

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

47 hari lalu

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

Sebanyak 25 Instansi yang terdiri dari 12 ribu pegawai akan dipindahkan ke IKN melalui beberapa tahap.

Baca Selengkapnya

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

48 hari lalu

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

El Asamau menduga ada kecurangan dalam proses penghitungan suara pemilihan senator di Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

48 hari lalu

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

Komedian Alfiansyah Komeng menjadi pemenang perolehan suara DPD daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengumpulkan 5,3 juta suara lebih.

Baca Selengkapnya

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

48 hari lalu

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

Komedian Alfiansyah Komeng dipastikan lolos ke Senayan.a memperoleh 5.399.699 suara, dari 27 kabupaten/kota Se - Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Empat Calon Anggota DPD Jawa Barat dengan Suara Terbanyak, Komeng Unggul Telak

50 hari lalu

Empat Calon Anggota DPD Jawa Barat dengan Suara Terbanyak, Komeng Unggul Telak

Rapat pleno terbuka yang dipimpin Komisioner KPU Jawa Barat Ahmad Nur Hidayat mengesahkan hasil rekapitulasi calon anggota DPD.

Baca Selengkapnya