Ical Dikudeta, Koalisi Prabowo Bisa Megap-megap  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 26 November 2014 16:38 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bersama Akbar Tanjung (ketiga kanan) dan Idrus Marham (kanan) memberikan keterangan pers terkait Munas ke-7 Partai Golkar di Jakarta, 25 November 2014. ANTARA/Rifki Saputra

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menilai konflik Golkar saat ini akan menentukan masa depan Koalisi Prabowo Subianto. "Kalau Ical digulingkan, pengurus baru bisa berpaling mendukung Joko Widodo," katanya saat dihubungi, Rabu, 26 November 2014. (Baca: 3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical)

Menurut dia, selama ini, dominasi Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical dalam koalisi itu sangat kentara. Ical juga menjadi tangan kanan Prabowo dengan menggalang banyaknya dukungan di daerah. "Kalau Ical terlempar, masa depan koalisi itu bisa megap-megap," ujarnya. (Baca: Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham)

Hal itu terlihat dari keinginan kubu Agung Laksono yang ingin merehabilitasi keanggotaan Nusron Wahid cs yang dipecat oleh Ical. "Padahal Poempida jelas mengatakan sebagai pendukung Jokowi," tutur Syamsuddin. Karena itu, ia berharap Ical mengambil sikap yang rendah hati. (Baca: Pleno Golkar Rusuh, Theo Sambuaga Dilempari Aqua)

Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Golkar memecat kepengurusan di bawah pimpinan Ical. Ketua Mahkamah Golkar Muladi mengatakan langkah tersebut diambil untuk menyelamatkan partai. Menurut Muladi, kepengurusan Aburizal diambil alih oleh Presidium Penyelamatan Partai Golkar. (Baca: Merasa Tak Kondusif, Aburizal Tutup Pleno)

Terbentuknya Presidium Penyelamatan bermula dari ketidakpuasan para kandidat Ketua Umum Golkar dan sejumlah pengurus terhadap kepemimpinan Ical, yang dianggap memaksakan kehendak untuk menggelar Munas Golkar pada 30 November nanti di Bali. "Aburizal sudah menggunakan cara-cara intimidatif dan provokatif dalam menggelar Munas," ujar Muladi. (Baca pula: Meski Ricuh, Mengapa Ical Tak Hadiri Pleno Golkar?)

Syamsuddin mengingatkan, Ical harus menyadari bahwa konflik ini merupakan salah satu bukti kegagalannya selama memimpin Golkar. Kegagalan lainnya adalah kekalahan dalam pilpres. Ical juga dianggap gagal membawa Golkar menjadi pemenang pemilu. "Ical baiknya tidak maju lagi dalam Munas tahun ini, agar tidak ada oligarki dalam kepengurusan Golkar," tuturnya. (Baca pula: Usai Dikudeta, Ical Bertemu Prabowo)

Syamsuddin meminta Ical merelakan masa depan Golkar dan Koalisi Prabowo ditentukan oleh pengurus yang benar-benar mengambil keputusan secara bijak. Jika konflik terus dibiarkan bergulir dan Ical tetap keras kepala, kemungkinan besar partai ini akan pecah seperti Partai Persatuan Pembangunan. "Bisa muncul bermacam gugatan di pengadilan." (Simak yang lainnya: Presidium Golkar Rehabilitasi Pemecatan Nusron cs)

INDRI MAULIDAR








Baca Berita Terpopuler
Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham
3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical
Usai Dikudeta, Ical Bertemu Prabowo
Pleno Golkar Rusuh, Theo Sambuaga Dilempari Aqua
Ricuh Partai Golkar, Muladi: Pemecatan Ical Sah

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

4 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

14 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

22 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

23 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

24 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

24 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

27 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

33 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

33 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

39 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya