Luberan lumpur Lapindo terlihat mengarah ke pemukiman warga area terdampak akibat jebolnya tanggul lumpur di Titik 68, desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, 10 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) berencana membangun tanggul baru untuk membendung luapan lumpur Lapindo pada musim hujan ini. Tanggul pelapis akan dibangun dari Titik 73 di Desa Kedungbendo hingga Titik 68 di Desa Gempolsari. Keduanya terletak di Kecamatan Tanggulangin.
"Panjangnya sekitar 1,7 kilometer dengan ketinggian 5 meter," kata juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, Ahad, 23 November 2014.
Dwinanto menjelaskan, pembangunan tanggul ini adalah yang pertama sejak tiga tahun lalu. Tanggul baru akan dibuat di luar bagian tanggul yang ada saat ini. Tanggul yang sudah kritis itu tidak mungkin lagi ditinggikan.
"Pembangunan tanggul baru ini untuk menanggulangi luberan lumpur yang sudah kritis, terutama di musim hujan ini," kata Dwinanto.
Dwinanto menuturkan pembangunan tanggul baru membutuhkan waktu sekitar empat bulan. Pembangunan dimulai BPLS dengan mendatangkan material berupa tanah lalu meratakannya dengan alat berat. "Kami juga telah menjalin komunikasi dengan warga sebelum melakukan pembangunan tanggul baru ini," kata Dwinanto.
Dia mengaku masih ada ganjalan dari warga yang menuntut pelunasan ganti rugi sebagai prioritas ketimbang pembangunan tanggul oleh BPLS (baca: Tagih Janji, Korban Lumpur Lapindo Surati Menteri PU). Namun, "Kami minta kepada warga untuk bisa memahami kondisi ini (musim hujan)," katanya.