Ajang Pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2013 pun menjadi ajang para produsen furnitur dalam negeri memamerkan karyanya kepada pasar internasional. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO , Semarang: Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, menyatakan Indonesia akan mempunyai toko IKM pertama di luar negeri. Toko itu akan menjual produk dalam negeri, terutama furniture atau mebel.
Menurut Euis, toko itu terletak di Ezdan Mall, Doha, Qatar. "Desember 2014 akan diluncurkan," kata dia kepada Tempo, di Hotel Grand Candi, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 18 November 2014.
Toko yang akan bernama Archi ini menggunakan konsep Indonesia Style Shop yang berukuran luas 100 meter. Letaknya pun strategis karena berada di depan Landmark Mall Doha.
Alasan Indonesia menyewa tempat itu, kata Euis, agar terjadi penghematan. "Kita sering pameran, hanya lima hari dan beberapa kali dalam setahun. Lebih baik sewa selama satu tahun, uang yang dikeluarkan hampir sama," ujar dia.(Baca : Sistem Informasi, Hambat Penyaluran Kredit UMKM)
Selain itu, Archi Indonesia Style Shop ini diyakini bisa seperti IKEA dari Swedia. Karena, produk IKM Indonesia mempunyai kualitas yang bagus dan sudah banyak yang diterima oleh negara lain.
Toko Archi itu akan diisi oleh IKM yang mengajukan barang hasil produksinya ke kurator yang ditunjuk oleh Kemenperin. "Pengawasan dan pemilihan tetap ada di Kemenperin. Silakan bagi IKM yang ingin menjual barangnya di Doha untuk mendaftar," kata Euis.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.