TEMPO Interaktif, Mataram:Korban meninggal akibat busung lapar (marasmus kwarsiorkor) di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus meningkat. Data terbaru kasus busung lapar dari Dinas Kesehatan Propinsi NTB yang terjadi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kini, tercatat ada 19 anak meninggal dari 685 total kasus selama Januari-Juni tahun 2005. Karena kenaikan itu pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan, melakukan program kunjungan dari rumah ke rumahterutama di kawasan perumahan prasejahtera. "Program kunjungan dari rumah ke rumah terus kamigiatkan. Targetnya mendata lebih rinci berapa jumlahkasus ini,"kata Kepala Seksi Penanggulangan KejadianLuar Biasa (KLB) dr Thamrin Hijas, Kamis (9/6) siang.Jumlah korban meninggal banyak berasal dari Pulau Lombok,terutama di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur. Jumlah kasus busung lapar dan yang meninggal ini,bisa jadi terus mengingat. Lihat saja, misalnya empathari lalu, datanya baru 13 meninggal dengan 530kasusnya. Untuk data, kini Dinas Kesehatan NTB akanmelaporkan perkembangannya dari hari ke hari.Setidaknya pengiriman data secara intensif inidilakukan setelah Menteri Kesehatan dr Siti FadilahSapari menetapkan kasus busung lapar di NTB berstatuskejadian luar biasa.Pasien yang dirawat atas kasus busung lapar di Rumah Sakit Umum Mataram juga terus bertambah. Kamis siang jumlahnya bertambah menjadi 10 anak. Sebagian dari balita itu berasal dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.Untuk penanganan kasus itu, Tim Satkorlak menempatkan dokter tambahan di Puskesmas. Masuk di dalam itu, diantaranya dari PMI NTB yang membawa bantuan paket dariPMI Pusat makanan tambahan sebanyak 500 ton. Menurut Ketua PMI NTB Lalu Azhar, pemberian makanantambahan bagi balita--masuk kategori rehabilitasipenanganan gizi buruk--akan dilakukan selama 90 hari.Sujatmiko