TEMPO.CO, Yogyakakarta - Sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional berdemonstrasi di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Senin malam, 17 November 2014, pasca-pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Dalam aksi yang berlangsung hingga jelang tengah malam itu, para mahasiswa membawa dua buah ban bekas untuk dibakar di tengah persimpangan jantung Kota Yogya itu.
Aksi bakar ban di Titik Nol yang diwarnai orasi mahasiswa menjadi tontonan muda-mudi yang tengah nongkrong di kawasan tersebut. Tak sedikit pula warga sekitar yang berusaha memanfaatkan momen demonstrasi dengan bakar ban sebagai latar foto selfie. (Baca juga: Kenaikan Harga BBM, Begini Hitungan Faisal Basri )
Juru bicara aksi demonstrasi tersebut, Ernest, mengaku kecewa dengan pemerintahan Joko Widodo yang menaikkan harga BBM cukup tinggi. "Kami kecewa cara pengalihan subsidi dilakukan lewat harga BBM seperti ini. Dampaknya jelas ke masyarakat kecil," kata Ernest kepada Tempo.
Pemerintah menaikkan harga BBM dari Rp 6.500 jadi Rp 8.500 per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Alasan kenaikan harga BBM dimaksudkan buat menekan subsidi yang terus melambung. (Baca juga: Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter)
Meski tak dijaga aparat kepolisian, aksi yang diikuti sekitar 15 mahasiswa tersebut relatif berlangsung tenang dan tak sampai membuat pengguna jalan kerepotan melintas.
Mahasiswa menuturkan seharusnya pemerintah mencari jalan lain untuk mengelola subsidi yang lebih meringankan masyarakat kecil. "Misalnya, membenahi pengelolaan penyaluran BBM bersubsidi agar lebih tepat sasaran," ujar Ernest.