(ki-ka) Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey, Ketua Koalisi Indonesia Hebat (KIH) Pramono Anung, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, berjabat tangan usai beri keterangan pertemuan di kediaman Hatta Rajasa, di kawasan Fatmawati, Jakarta, 15 November 2014. Hasil pertemuan tersebut merumuskan kesepakatan mulai hari Senin semua fraksi di DPR sudah bekerja seperti semula. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Juru runding Koalisi Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hatta Rajasa, mendapat pujian dari politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung. Menurut Pramono, Hatta telah bekerja keras dalam negosiasi islah dua kubu di DPR, yaitu Koalisi Joko Widodo dan Koalisi Prabowo.
Perundingan itu sendiri memakan waktu sebulan lebih. Menurut Pramono, Hatta lebih sering berjumpa dengan dirinya ketimbang menantunya yang juga anak mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro. Kini, Ibas--sapaan Edhie--menjadi Ketua Fraksi Demokrat. (Baca: Fahri Hamzah Ingin DPR Tetap Berkelahi)
"Padahal keduanya sama-sama pimpinan partai," ujar Pramono di Gedung Pustakaloka, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 17 November 2014.
Menurut Pramono, situasi DPR kemarin terkunci (gridlock). Para politikus muda, tutur Pramono, harus bisa belajar dari situasi seperti itu. "Tak boleh menonjolkan siapa pun dan supaya ego dihilangkan." (Baca: Islah DPR Diteken dengan 5 Butir Kesepakatan)
Pramono bersyukur dengan adanya kesepakatan ini karena kebekuan di DPR akhirnya terselesaikan. "Meski di internal masing-masing, kami tetap dikritisi," kata Pramono.
Senada dengan Pramono, Hatta menuturkan perbedaan di DPR mengakibatkan kinerja lembaga legislatif tak efektif. Maka, ujar Pramono, anggota Dewan perlu mencari solusi. "Kami berupaya keras mencari solusi terbaik," kata Pramono. Caranya, meninggalkan kepentingan sempit untuk kepentingan lebih besar. "Ini sejarah."